Alasan Beberapa Jenis Jamur Bisa Bikin 'Terbang'

CNN Indonesia
Senin, 26 Jun 2023 09:45 WIB
Beberapa jamur memiliki efek yang bisa membuat pengonsumsinya nge-fly. Pakar pun punya penjelasan di balik efek tersebut.
Ilustrasi. Pakar memiliki penjelasan mengapa beberapa jamur memberi efek memabukkan untuk pengonsumsinya. (iStockphoto/Mantonature)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa jenis jamur memiliki efek yang membuat pengonsumsinya menjadi terbang alias memabukkan. Ahli menjelasakan kenapa hal itu bisa terjadi.

Berdasarkan penelitian terbaru, jamur psikedelik menyebabkan sifat nge-fly untuk menjebak serangga pengunyah jamur di sekitar jamur tumbuh.

Asisten profesor genomik evolusi jamur di The Ohio State University Jason Slot meneliti dampak dari jamur psikedelik itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :

Dia mengatakan lewat penelitian ini membantu menjelaskan misteri biologis agar dapat menjelaskan secara ilmiah kandungan dari jamur, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mempelajari pengobatan baru penyakit neurologis.

Jamur yang mengandung senyawa psilocybin itu bisa mengubah respons terhadap otak dengan hasil yang bervariatif, bergantung dalam hal garis keturunan biologis mereka.

Dari perspektif biologi evolusioner, fenomena di mana materi genetik berpindah dari satu spesies ke spesies lain adalah sebuah proses yang disebut transfer gen horizontal.

Ketika terjadi di alam, ini biasanya merupakan respons terhadap tekanan atau peluang di lingkungan.

Dia dan rekan penulisnya meneliti tiga spesies jamur psikedelik (yang memiliki efek halusinasi) dan jamur yang masih punya kaitan dengan ketiganya meski tak bersifat psikedelik.

Peneliti pun menemukan kelompok atau cluster lima gen jamur yang tampaknya bisa memberi penjelasan soal kesamaan jamur psikedelik.

"Namun pertanyaan utama kami adalah, 'Bagaimana jamur ini berevolusi? Apa peran psilocybin di alam?" kata dia.

Slot dan rekan penulisnya menemukan petunjuk evolusi mengapa jamur memperoleh kemampuan untuk mengirim pengguna manusia ke keadaan kesadaran yang berubah.

Gen yang bertanggung jawab untuk membuat psilocybin tampaknya telah ditukar di lingkungan yang punya banyak serangga pemakan jamur, yaitu berupa kotoran hewan.

Psilocybin memungkinkan jamur mengganggu neurotransmitter pada manusia dan juga serangga, yang mungkin merupakan musuh terbesar mereka. Pada lalat, penekanan neurotransmitter ini diketahui dapat menurunkan nafsu makan.

"Kami berspekulasi bahwa jamur berevolusi menjadi halusinogen karena menurunkan kemungkinan jamur dimakan oleh serangga," kata Slot, dalam studi yang diterbitkan di jurnal Evolution Letters.

"Psilocybin mungkin tidak hanya meracuni predator atau rasanya tidak enak. Jamur ini juga mengubah 'pikiran' serangga -- jika mereka punya pikiran -- untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri."

Dan alasan mengapa spesies yang tidak berkerabat memiliki perlindungan genetik yang sama mungkin karena fakta bahwa mereka biasanya tumbuh di media kaya serangga yang sama: kotoran hewan dan kayu busuk.

Beberapa peneliti di AS sedang mencari aplikasi pengobatan potensial, dan banyak pekerjaan yang terjadi di luar negeri. Namun sayangnya, undang-undang obat yang ketat telah menunda jenis penelitian tersebut selama beberapa dekade.

Dikutip dari Ohio State News, efek psikedelik dari jamur saat ini sedang dipelajari di AS sebagai terapi potensial kepada pasien dengan gangguan syaraf, termasuk "magic mushroom" yang mengandung psilocybin.

Tujuanya, adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang apa itu pengalaman psikedelik, bagaimana zat bekerja di otak, dan sejarah psikedelik serta konteks budayanya.

(can/lth)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER