5 Alasan Ekspedisi Bawah Laut Titanic Masih Berbahaya

CNN Indonesia
Sabtu, 24 Jun 2023 07:44 WIB
Tak cuma tekanan air raksasa yang mengancam perjalanan ke bangkai Titanic. Berikut deret potensi bahaya lainnya dari ekspedisi bawah laut itu.
Ekspedisi bawah laut bangkai Titanic menyimpan banyak potensi bahaya. (REUTERS/WHOI ARCHIVES/©WOODS HOLE OCEAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hancurnya kapal selam Titan dalam perjalanan ke bangkai kapal Titanic memicu pertanyaan tentang risiko ekspedisi ke kedalaman tersebut, terutama masalah ketahanan kendaraan terhadap tekanan air.

Sebelumnya, kapal selam Titan yang mengangkut lima orang turis melakukan ekspedisi bawah laut, Minggu (18/6). Kapal selam kecil (submersible) itu hilang kontak usai menyelam 1 jam dan 45 menit.

Tim SAR kemudian menemukan puing kapal di sekitar 200 meter dari bangkai Titanic. Otoritas terkait menyatakan kapal selam itu meledak saat di bawah laut dan para penumpangnya meninggal. Pelakunya diduga tekanan air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumat (23/6), tim SAR menyebut kapal selam tersebut mengalami ledakan atau catastrophic implosion akibat tekanan air di kedalaman.

Selain soal kekuatan kapal selamnya, sejumlah pertanyaan pun mengemuka mengenai bahaya perjalanan di kedalaman laut.

Berikut beberapa potensi bahaya dari perjalanan ke dasar samudera tersebut, dirangkum dari BBC:

Area gelap

Sinar matahari tidak bisa menembus kedalaman laut lebih dari sekitar 1.000 meter dari permukaan. Di luar titik ini, lautan berada dalam kegelapan abadi.

Sementara, Titanic terletak di wilayah yang dikenal sebagai "zona tengah malam", sekitar 3.800 meter atau 3,8 km di bawah permukaan laut.

Dengan jarak pandang yang terbatas di luar kapal selam yang diterangi oleh lampu seukuran truk, menavigasi pada kedalaman merupakan tugas yang menantang dan mudah mengalami disorientasi arah di dasar laut.

Memang sudah ada peta terperinci dari situs bangkai kapal Titanic yang disatukan oleh pemindaian beresolusi tinggi selama beberapa dekade. Sonar juga memungkinkan kru untuk mendeteksi fitur dan objek di luar kolam kecil cahaya yang diterangi oleh kapal selam.

Pilot kapal selam juga mengandalkan teknik yang dikenal sebagai navigasi inersia, menggunakan sistem akselerometer dan giroskop untuk melacak posisi dan orientasi mereka sehubungan dengan titik awal dan kecepatan.

Kapal selam Titan OceanGate membawa sistem navigasi inersia mandiri canggih yang digabungkan dengan sensor akustik yang dikenal sebagai Doppler Velocity Log untuk memperkirakan kedalaman dan kecepatan kendaraan relatif terhadap dasar laut.

Meski begitu, penumpang yang melakukan perjalanan sebelumnya ke Titanic dengan OceanGate menggambarkan betapa sulitnya menemukan jalan setelah mencapai dasar laut.

Mike Reiss, seorang penulis komedi TV yang bekerja di The Simpsons dan mengambil bagian dalam perjalanan dengan OceanGate ke Titanic tahun lalu, mengakui itu.

"Ketika Anda menyentuh bagian bawah, Anda tidak benar-benar tahu di mana Anda berada. Kami harus menggapai-gapai secara membabi buta di dasar lautan [karena] tahu Titanic ada di suatu tempat di sana," ujarnya.

"Tapi sangat gelap gulita, sehingga benda terbesar di bawah lautan hanya berjarak 500 yard (457 meter) dan kami menghabiskan 90 menit mencarinya."

Tekanan amat kuat

Semakin dalam suatu benda bergerak di lautan, semakin besar tekanan air di sekitarnya. Di dasar laut sedalam 3.800 m, Titanic dan segala sesuatu di sekitarnya menahan tekanan sekitar 40 MPa, yang 390 kali lebih besar daripada tekanan di permukaan.

"Sebagai gambaran, itu adalah sekitar 200 kali tekanan di dalam ban mobil," kata Robert Blasiak, peneliti laut di Stockholm Resilience Centre di Stockholm University.

"Itulah mengapa Anda membutuhkan kapal selam yang memiliki dinding yang sangat tebal."

Dinding serat karbon dan titanium kapal selam Titan dirancang untuk memberikannya kedalaman operasi maksimum 4.000 m.

Arus hingga bangkai kapal di halaman berikutnya...

Arus Laut Hingga Sedimen

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER