Pakar menyebut masalah di Twitter yang memicu pembatasan akses saat ini adalah bug alias masalah pada perangkat lunak, bukan data scraping ulah perusahaan AI.
Sejak Sabtu (1/7), banyak pengguna mengeluh tidak dapat mengakses Twitter dan melaporkan error 'tidak dapat menampilkan tweet'. Pengguna lain mendapat keterangan bahwa mereka telah mencapai 'Batas Penggunaan' untuk hari itu.
Bos Twitter Elon Musk kemudian muncul dan mengumumkan pihaknya tengah mengambil langkah-langkah untuk "mengatasi tingkat penggalian data (data scraping) dan manipulasi sistem yang ekstrem."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentuknya, pengguna akan melihat jumlah cuitan yang terbatas setiap harinya, tergantung pada status langganan Twitter Blue.
Menurut berbagai sumber, Elon Musk menyalahkan perusahaan AI yang melatih model bahasa besar (LLM) milik mereka lewat Twitter, bentuknya via data scraping, yang memengaruhi pengalaman pengguna.
Meski begitu, pakar mengungkap kemungkinan penyebab lain yang berdampak pada kelancaran penggunaan Twitter, yakni kesalahan pada sistem internal atau bug.
Dikutip dari India Today, pengembang web Sheldon Chang menuturkan Twitter sepertinya 'melakukan [serangan] DDOS terhadap dirinya sendiri' yang membuat platform tersebut down.
DDoS, yang merupakan singkatan dari Distributed Denial of Service, merupakan serangan dengan metode membanjiri server atau jaringan dengan volume permintaan yang tinggi. Alhasil, situs target tidak dapat diakses atau tidak responsif.
Chang pun menilai proses internal Twitter membebani sistemnya sendiri yang menyebabkan gangguan.
"Ini sangat lucu. Tampaknya Twitter melakukan DDOS terhadap dirinya sendiri. Halaman muka Twitter sudah tidak bisa diakses hampir sepanjang pagi ini. Meskipun tidak ada yang bisa dimuat, situs web Twitter tidak pernah berhenti mencoba dan mencoba," tulis Chang di Mastodon pada Minggu (2/7).
"Pada video pertama, perhatikan pesan kesalahan bahwa saya sedang dibatasi. Kemudian perhatikan scrollbar yang bergoyang-goyang di sebelah kanan," lanjutnya.
"Video kedua menunjukkan mengapa itu bergoyang. Twitter mengirimkan sekitar 10 permintaan setiap detiknya untuk mencoba mengambil konten yang tidak pernah sampai karena inovasi jenius terbaru dari Elon adalah memblokir orang-orang agar tidak dapat membaca Twitter tanpa sign in," papar Chang.
Dia menilai hal ini menciptakan beberapa kondisi yang tidak pernah dibayangkan oleh para teknisi, "sehingga kita mendapatkan kesalahan lucu yang menghasilkan kesalahan yang paling epik, yaitu self-DDOS."
(lom/arh)