Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab gempa bumi dengan Magnitudo (M) 5,4 yang mengguncang wilayah Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelumnya, BMKG mengungkap gempa M 5,4 terjadi pada hari ini pulul 15.39.35 WIB. Pusatnya ada di 10,25º Lintang Selatan, 118,79º Bujur Timur atau 76 km barat daya Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya, NTT, dengan kedalaman 45 km.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurut BMKG, Zona Subduksi merupakan zona kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antar lempeng.
Sumber penunjaman lempeng kerak Bumi itu sendiri terbagi menjadi dua model. Pertama, lajur megathrust atau gempa bumi interplate, yang merupakan bagian dangkal suatu lajur subduksi yang mempunyai sudut tukik yang landai.
Kedua, lajur Beniof/gempa intraplate, yakni bagian dalam suatu lajur subduksi yang mempunyai sudut tukik yang curam.
Meski demikian, Daryono belum menjelaskan lebih lanjut lempeng mana yang terlibat pada gempa NTT kali ini.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa NTT ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ucap dia.
Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa ini menimbulkan guncangan di daerah Sumba Barat Daya dengan skala intensitas III - IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Hingga saat ini, kata Daryono, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. "Saran BMKG hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi," mengutip situs BMKG.