Asal-usul Kalender Hijriah, Benarkah Dibuat Umar bin Khattab?
Berbeda dengan kalender Masehi, sistem penanggalan Islam, yakni Kalender Hijriah, berpatokan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Kapan dan siapa yang menginisiasi sistem tersebut?
Kalender Hijriah memiliki 12 bulan sama dengan kalender Masehi. Masing-masing nama bulannya yaitu Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadan, Syawal, Dzukaidah, dan Dzulhijjah.
Hal tersebut sesuai dengan ayat ke-36 surat At-Taubah di Al Quran: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.
Mengutip laman Al Ain University, Khalifah Umar bin Khattab disebut sebagai pencipta Kalender Hijriah.
Sebelum penggunaan Kalender Hijriah, umat Islam menggunakan beragam peristiwa dalam sejarah Islam seperti Tahun Gajah, yang menjadi tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW.
17 tahun kemudian, setelah hijrah Nabi ke Madinah dan tahun ketiga masa jabatan Khalifah Umar, keluhan datang dari Sahabat Abu Musa al-Ashari yang juga pejabat pemerintahan di Basrah (Irak).
Ia mengeluhkan kurangnya konsistensi tanggal dalam surat yang diterima. Abu Musa lalu mengirim surat ke Khalifah Umar dan memintanya mengembangkan suatu jalan untuk penanggalan baru.
Senada, Umar juga pernah dibuat bingung soal tahun dalam dokumen hukum yang dikirimkan kepadanya.
"Sebuah dokumen hukum untuk suatu perbuatan dikirim kepada ʿUmar yang tertulis bulan Sya'ban. ʿUmar bertanya: Apakah ini Syaʿban tahun lalu atau tahun yang akan datang?" menurut Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, dikutip dari situs Muhammadiyah.
"Kemudian Khalifah setelah Abu Bakar ini berkata kepada para sahabat: Mari kita tetapkan satu titik awal yang digunakan oleh masyarakat."
Khalifah Umar pun meminta saran kepada penasihatnya. Mereka menyarankan tanggal kelahiran Nabi sebagai awal kalender baru.
Sementara, penasehat lain menyarankan tanggal meninggalnya Nabi. Namun demikian, mayoritas penasihat setuju, kalender baru harus dimulai dengan tanggal migrasi Nabi dari Makkah ke Madinah.
Khalifah Umar lalu berkonsultasi dengan para sahabat lainnya, yakni Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Keduanya pun menyepakati hal tersebut.
Alasan nama Hijriah
Lantaran berpatokan pada momen hijrah itulah kalender ini dinamakan Hijriah.
"Penamaan 'hijriyah' diambil dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi," menurut situs Muhammadiyah.
Kenapa berpatokan pada hijrah?
Hijrah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menandai perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya ke Madinah untuk membentuk sebuah negara Islam yang baru.
Peristiwa ini memiliki makna yang mendalam, karena "memisahkan kebenaran dari kesesatan."
Selain menjadi pemisah antara masa kehidupan Nabi Muhammad di Makkah dan di Madinah, hijrah juga merupakan awal dari pembentukan komunitas Muslim yang kuat dan menandai langkah awal dalam membangun fondasi Islam sebagai agama dan sistem kehidupan yang komprehensif.
Dengan menetapkan hijrah sebagai titik awal, umat Muslim memiliki fondasi yang kuat untuk mengukur waktu dan mengidentifikasi diri mereka sebagai umat Islam.
"Dengan demikian, kalender Islam bukan hanya sekadar alat pengukur waktu, tetapi juga lambang identitas dan warisan umat Muslim."
Penggunaan kalender Hijriah, yang dimulai dari peristiwa hijrah, adalah "salah satu cara bagi umat Muslim untuk terus terhubung dengan akar sejarah dan identitas mereka sebagai umat Islam."
"Ini juga mengingatkan mereka akan nilai-nilai dan ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad selama periode hijrah dan selanjutnya," lanjut keterangan tersebut.
Meski demikian, sejarawan muslim al-Tabari pernah mengungkap usulan kalender itu sudah lebih dulu hadir dari Nabi. "Ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, yang terjadi pada Rabiul Awal, beliau meminta adanya penyusunan kalender baru."
Alasan perbedaan awal bulan di halaman berikutnya...