Rasio Emas tersebut dapat dilihat dalam arsitektur banyak peradaban seperti Piramida Mesir. Misalnya, Piramida Agung Giza memiliki rasio panjang alas dengan tingginya sekitar 1,5717, yang mendekati rasio.
Plato juga menganggap rasio sebagai hubungan matematika yang paling mengikat secara universal.
Arsitek Le Corbusier membuat proporsi karya mereka untuk mendekati rasio ini, khususnya persegi panjang emas. Keyakinannya adalah bahwa rasio itu menghasilkan karya estetika yang maksimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasio Emas juga terjadi di alam, seperti pola yang kita lihat pada pohon cemara, susunan spiral daun, kepala bunga matahari, dan sebagainya.
Stephen Marquardt, ahli bedah maxillofacial (wajah, rahang, mulut, gigi) yang menyurvei kecantikan di lintas budaya selama bertahun-tahun, menemukan bahwa semua kelompok memiliki persepsi yang sama tentang kecakapan wajah.
Stephen menganalisis wajah manusia sepanjang sejarah hingga zaman modern. Dari studinya, Marquardt mengembangkan dan mematenkan masker kecantikan yang terdiri dari pentagon (lima sudut) dan dekagon (10 sudut) sebagai dasarnya. Topeng mewujudkan Pi di semua dimensi.
Jika cocok dengan topeng tersebut, wajah itu dinilai lebih dekat dengan rasio yang didefinisikan sebagai cantik.
Menariknya, wajah manusia lebih mendekati Pi ketika kita tersenyum. Senyuman yang hangat, juga secara matematis dianggap lebih menarik daripada ekspresi kemarahan, penghinaan, atau arogansi.
Ahli juga menyebut faktor simetri, atau seimbang di sisi kanan-kiri, belum tentu menjadi faktor penting saat mempertimbangkan kecantikan.
(tim/arh)