Potensi Bahaya Gaya Hidup Sedentary, Cegah Penyakit Kritis dengan SCIP

Advertorial | CNN Indonesia
Kamis, 27 Jul 2023 00:00 WIB
Gaya hidup yang semakin modern didukung berbagai kemudahan dari teknologi yang semakin maju di segala aspek kehidupan telah memberikan banyak kemudahan.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/ Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Gaya hidup yang semakin modern didukung berbagai kemudahan dari teknologi yang semakin maju di segala aspek kehidupan telah memberikan banyak kemudahan. Sayangnya, hal itu mengakibatkan banyak orang menjadi malas gerak dan jarang melakukan aktivitas fisik seperti berjalan atau mengeluarkan banyak tenaga. Fenomena gaya hidup dikenal dengan nama sedentary (sedentary living).

Gaya hidup sedentary ini kerap terjadi di kalangan pekerja kantoran. Dimana mereka nyaris setiap hari lebih banyak duduk selama 8 sampai 10 jam di depan komputer dan sesekali rapat.

Gaya hidup Sedentary menurut Kemenkes mengacu pada segala jenis aktivitas di luar waktu tidur dengan karakteristik keluaran kalori sangat sedikit. Berdasarkan durasi waktu, gaya hidup sedentary terbagi atas level rendah dalam durasi kurang dari 2 jam, level menengah dalam durasi 2-5 jam, dan level tinggi dalam durasi di atas 5 jam.

Jika Anda adalah pekerja kantoran yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan laptop maka sudah pasti berisiko dalam level tinggi. Hal yang diwaspadai pada level tinggi, yakni lebih berisiko terkena obesitas, diabetes, bahkan penyakit kritis seperti jantung dan kanker.

Senior Manager Medical Underwriter Sequis, dr Fridolin Seto Pandu menganjurkan agar masyarakat modern mengurangi mengadopsi gaya hidup sedentary. Caranya dengan melawan rasa malas bergerak dan motivasi diri Anda untuk meningkatkan aktivitas fisik.

"Gunakan sisa waktu makan siang untuk melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki lalu pada saat bekerja perhatikan posisi duduk, hindari posisi duduk yang dapat memberikan sakit punggung dan leher dalam kondisi ideal tubuh wajib duduk dengan postur yang tegak posisi kaki juga penting diperhatikan biasakan kaki selalu ada di lantai sehingga peredaran aliran darah lebih lancar," katanya.

"Lakukan peregangan tubuh sekitar 5-10 menit di sela-sela waktu kerja, serta minum air mineral yang cukup karena air mineral dapat meringankan kerja ginjal apalagi jika dalam posisi duduk yang sangat lama. Lakukan olahraga rutin 3-4 kali seminggu selama 30-40 menit untuk menjaga kebugaran tubuh dan mencegah resiko kesehatan akibat perilaku sedentary," ujar dr Fridolin.

Resiko kesehatan yang dapat ditimbulkan dari gaya hidup sedentary, menurutnya, dapat membahayakan tubuh seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung bahkan memicu terjadinya gangguan mental.

Lebih lanjut dr Fridolin juga menyarankan agar para pekerja kantoran rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk menghindari berbagai penyakit. Hal ini juga sebagai tindakan preventif karena ada beberapa penyakit kritis dapat dideteksi pada stadium awal.

Pemeriksaan dini yang bisa dilakukan seperti pemeriksaan hipertensi untuk mencegah stroke, pemeriksaan pap smear untuk mencegah kanker serviks, dan MCU (medical check up) sebagai pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui potensi penyakit kritis pada tubuh.

Sebagai solusi dari potensi banyaknya penyakit kritis akibat gaya hidup sedentary, masyarakat sebaiknya juga memiliki asuransi penyakit kritis sebagai jaring pengaman finansial demi menjaga masa depan keluarga.

Asuransi yang disarankan oleh Vice President Health Strategic Business Unit Sequis, Mitchell Nathaniel, yakni asuransi penyakit kritis yang memiliki manfaat tidak hanya biaya perawatan dan santunan, tapi juga memiliki tujuan holistik, yakni mendukung nasabah meningkatkan kualitas hidup.

"Sequis menyediakan asuransi penyakit kritis Sequis System and Organ Function Insurance (SOFI) yang memiliki manfaat tambahan Sequis Critical Illness Program (SCIP). Adapun melalui SCIP nasabah Sequis nantinya akan mendapatkan fasilitas gratis untukPerawatan Pencegahan dan Perawatan Rehabilitasi," sebut Mitchell.

Fasilitas Perawatan Pencegahan merupakan deteksi dini penyakit kritis berupa cek kesehatan dari Laboratorium Klinik Prodia berupa layanan Panel Uji Saring Kanker Serviks, Panel Uji Saring Kanker Prostat, ELP (Expanded Lipid Profile), serta tambahan fasilitas layanan PULS Tes Jantung, dan Panel Risiko Stroke. Manfaat layanan ini bisa diakses di sequis.id/SCIPPerawatanPencegahan.

Sementara Perawatan Rehabilitasi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup selama proses pemulihan. Layanan berupa menu diet khusus untuk kanker (20 hari makan siang dan makan malam tiap bulan selama 3 bulan), menu diet khusus untuk jantung/stroke (20 hari makan siang dan makan malam tiap bulannya selama 3 bulan), dan tes farmakogenomik untuk memaksimalkan pengobatan sesuai genetika sehingga meminimalkan efek samping yang ditimbulkan pada tubuh.

Tersedia juga latihan fisik dengan trainer dan konsultasi psikolog. Selengkapnya tentang manfaat layanan ini di sequis.id/SCIPPerawatanRehabilitasi.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER