Sejumlah peneliti bahkan mengungkapkan potensi tsunami di selatan Jawa bagian barat bisa mencapai tinggi 34 meter, melebihi tsunami Aceh pada 2004.
Gelombang tsunami yang meluluhlantakkan sebagian wilayah pesisir Aceh saat itu memiliki ketinggian hingga 30 meter, dengan kecepatan 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam.
Hal itu terungkap dalam studi yang diterbitkan di jurnal Springer Natural Hazard, terbit pada Minggu (30/10/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah ahli kegempaan dalam negeri terlibat dalam penelitian itu, seperti Dwikorita Karnawati, Tatok Yatimantoro, Daryono dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahma Hanifa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sri Widiyantoro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Nicholas Rawlinson dari Department of Earth Sciences-University of Cambridge, Abdul Muhari dari BNPB.
Untuk menemukan hiposenter gempa, tim memanfaatkan katalog data seismik yang bersumber dari BMKG dan International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai Juli 2020.
Penulis utama Pepen Supendi dari BMKG, sekaligus peneliti postdoctoral di University of Cambridge, mengungkap potensi tsunami ini terkait dengan tingkat kegempaan yang tinggi di dalam dan sekitar Jawa Barat dan Sumatera.
Pemicunya adalah pertemuan lempeng Indo-Australia dan subduksi di bawah lempeng Sunda.
"Kami menemukan ketinggian tsunami maksimum bisa mencapai 34 meter di sepanjang pantai barat Sumatera bagian selatan dan di sepanjang pantai selatan Jawa dekat Semenanjung Ujung Kulon," kata peneliti.
Terpisah, Abdul Muhari mengatakan selatan Jawa memiliki dua segmen megathrust, yakni segmen selatan Jawa bagian barat dan segmen selatan Jawa bagian timur.
Masing-masing segmen itu berpotensi melepaskan gempa dengan Magnitudo di atas 8, bahkan bisa mencapai M 9 jika terjadi secara bersamaan. Hal ini juga dapat memicu tsunami setinggi 34 meter.
Menurut Abdul Muhari, mitigasi yang bisa dilakukan saat bencana terjadi hanyalah evakuasi demi menyelamatkan nyawa.
"Ketika kita bicara tsunami megathrust, maka ketika itu, kita bicara upaya mitigasinya untuk penyelamatan nyawa, evakuasi, hanya evakuasi," ujar dia, mengutip Antara.
Ia mencontohkan gempa besar Jepang 2011 dengan tsunami setinggi 10-15 meter. Menurutnya, tidak ada satu struktur yang dapat menahan gelombang tsunami, baik itu beton, baja, atau struktur vegetasi.
Berdasarkan pengalaman gempa megathrust Aceh 2004, kawasan yang berdampak tsunami bisa mencapai 3 kilometer dari pantai.
Sementara, Indonesia memiliki sejumlah daerah rawan gempa megathrust yang dapat memicu tsunami, yakni pantai barat Sumatera, dan pantai selatan Jawa, selatan Sulawesi, bagian utara Sulawesi, dan utara Papua.
Apabila guncangan gempa tidak berhenti lebih dari 30 detik, ia mengatakan ada peluang 75 persen untuk tsunami meskipun terjadi pelan-pelan. Ia menegaskan yang perlu didahulukan, kata dia, adalah evakuasi.
"Ada beberapa tempat yang mungkin di bawah 10 menit tsunaminya udah sampai. Jadi kita benar-benar berpacu dengan waktu, ada atau tidak peringatan dini diterima oleh masyarakat di kawasan pesisir," pungkasnya.
![]() |