Sejumlah pakar mengungkapkan sebab potensi gelombang tsunami di Selatan Jawa bagian barat bisa mencapai 34 meter buntut keberadaan megathrust.
Hal ini terangkum dalam sebuah artikel ilmiah berjudul On The Potential for Megathrust Earthquakes and Tsunamis Off The Southern Coast of West Java and Southeast Sumatra, Indonesia yang terbit di Natural Hazard pada Oktober 2022.
Para peneliti mengungkapkan penyebab potensi tsunami besar di selatan Jawa berkaitan dengan tingkat kegempaan yang tinggi di dalam dan sekitar Jawa Barat dan Sumatera sebagai akibat pertemuan lempeng Indo-Australia dan subduksi di bawah lempeng Sunda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menunjukkan bahwa ketinggian maksimum tsunami bisa mencapai 34 m di sepanjang pantai barat Sumatra paling selatan dan di sepanjang pantai selatan Jawa dekat Semenanjung Ujung Kulon," demikian dikutip dari jurnal di Springer Natural Hazard tersebut.
Penelitian ini melibatkan sejumlah ahli kegempaan dalam negeri, seperti Dwikorita Karnawati, Tatok Yatimantoro, Daryono dari BMKG, Rahma Hanifa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sri Widiyantoro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Nicholas Rawlinson dari Department of Earth Sciences-University of Cambridge, dan Abdul Muhari dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tim memanfaatkan katalog data seismik yang bersumber dari BMKG dan International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai Juli 2020, untuk melakukan hiposenter gempa.
Pemodelan yang dilakukan melibatkan dua segmen megathrust (ada di selatan Jawa Barat dan Sumatera bagian selatan) dan satu segmen backthrust (patahan yang arah dorongannya berkebalikan dari megathrust di selatan Jabar).
Megathrust segmen barat (di selatan Sumatra) memiliki panjang parit-paralel 325 km, lebar 120 km, dan slip (pergeseran) homogen 24 m. Segmen timur sepanjang 442 km, lebar 109 km, dengan slip homogen 20 m.
Sementara, backtrust memiliki panjang 312 km dan lebar 55 km, dengan slip homogen 16 m.
Para peneliti melakukan pemodelan tsunami di wilayah tersebut dengan dua skenario, satunya tanpa backthrust, yang satunya lagi menyertakan backthrust.
"Tsunami yang dimodelkan untuk dua segmen megathrust yang masuk akal dan backthrust yang pecah secara bersamaan menunjukkan bahwa ketinggian tsunami dapat mencapai ~34 m di pantai selatan Sumatera bagian selatan dan Jawa Barat, dengan tinggi gelombang rata-rata sekitar 11 m," menurut para peneliti.
Estimasi ini sebanding dengan tinggi maksimum tsunami yang diperkirakan oleh studi sebelumnya di selatan Jawa di mana sumber gempa berasal dari inversi data GPS.
Para peneliti menyebut berdasarkan survei lapangan, tinggi tsunami di Aceh pada 2004 lalu mencapai 20-30 meter. Saat itu Sumatera bagian utara diguncang gempa Magnitudo 9,1.
Hal ini konsisten dengan prediksi para peneliti untuk kejadian Magnitudo 8,9 dalam studi mereka, mengingat magnitudo hanyalah salah satu faktor dalam menentukan ketinggian maksimum tsunami.
Penelitian juga mengungkap ketinggian tsunami rata-rata di sepanjang pantai Sumatera dan pantai Jawa masing-masing adalah 11,8 meter dan 10,6 meter, hasil yang menggabungkan efek gaya dorong balik.
Sebagai perbandingan, ketinggian tsunami hingga ~20 meter dengan rata-rata 4,5 meter diperkirakan menggunakan slip deficit yang ditentukan dari data GPS di Jawa.
"Dengan demikian, perkiraan ketinggian tsunami kami lebih tinggi dari studi sebelumnya yang mengasumsikan magnitudo gempa yang sama," ujar peneliti.