Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awan hujan berpotensi tumbuh di sekitar Jawa meski hujan belum juga turun di wilayah ini.
"Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan probabilistik model diprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Papua Barat dan Papua," kata BMKG.
Hal itu berdasarkan Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 8–14 Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa Sumatra dominan dalam potensi hujan sementara Jawa nihil?
Pertama, dalam skala global, dua penanda fenomena 'pengering' hujan El Nino, yakni Southern Oscillation Index (SOI) dan Nino 3.4, dalam kondisi tak signifikan, masing-masing -9,0 dan +1,04.
Senada, fenomena sejenis El Nino, Indian Ocean Dipole (IOD), tak signifikan pada angka Dipole Mode Index (DMI) +0,2.
Kedua, skala regional. Fenomena angin atmosfer Madden Jullian Oscillation (MJO) aktif pada kuadran 1 (belahan bumi Utara dan Afrika), menunjukkan kondisi yang kurang signifikan untuk wilayah Indonesia.
Lihat Juga : |
Sementara, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di sebagian wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua. Gelombang atmosfer Kelvin juga diprakirakan masih akan aktif di sebagian wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
"Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut," ungkap BMKG.
Sirkulasi Siklonik pun terpantau berada di Samudra Hindia Barat Sumatra Barat, dan Papua Barat.
Hal ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari di Samudera Hindia Barat Sumatra Barat, dan dari Papua Tengah hingga Papua Barat.
Selain itu, ada daerah pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia Barat Sumatra Bagian Utara, dan Papua Tengah.
Daerah konvergensi juga memanjang dari Laut Andaman hingga Pesisir Barat Thailand, dari Pesisir Barat Sumatra Utara hingga Selat Malaka, dari Selat Karimata hingga Laut Natuna;
Dari Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Timur, dari Laut Banda hingga Sulawesi Tengah, dan dari Samudra Hindia Timur Pulau Timor hingga Pulau Timor.
Ada pula daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau dari Laut Arafuru hingga Laut Banda, dari Laut Flores hingga Laut Jawa, di Laut Cina Selatan, dari Samudra Hindia Selatan NTT hingga Selatan Jawa, dandi Laut Andaman.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut," tutup BMKG.
Sebelumnya, lembaga meteorologi ini mengungkap 63 persen wilayah RI atau 439 Zona Musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino, termasuk seluruh Jawa.
(tim/arh)