ANALISIS

Sudah Pantaskah RI Jadi Tempat Pulang bagi Para Ilmuwan?

CNN Indonesia
Kamis, 10 Agu 2023 07:55 WIB
Presiden Jokowi kembali mengajak pulang para ilmuwan RI yang ada di luar negeri. Sudah layakkah ekosistem penelitian di dalam negeri?
Ilustrasi. Ilmuwan diminta tetap berada di negara yang menunjang riset agar dapat Nobel. (iStockphoto)

Satryo, yang juga pernah menjabat Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, mengungkap kondisi semacam itu tak terjadi di negara-negara maju.

"Di semua negara di dunia ini tidak ada yang disatukan seperti BRIN," tuturnya.

Selain itu, ekosistem penelitian pun diarahkan kepada kebebasan ilmiah, bukan masalah birokrasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Enggak, Jauh sekali. Di semua negara itu setiap lembaga riset diberikan suatu kebebasan, tidak disatukan, tidak diawasi dengan ketat," ucapnya.

"Karena efisiensi bukan tujuannya di sana itu, tapi lebih efektivitas. Kalau efisiensi kaya BRIN sekarang maka semua biaya-biaya dipotong, dikurangi, dimiminalkan, akibatnya tidak bisa maksimal risetnya itu," jelas Satryo.

Ia pun menyarankan lembaga-lembaga riset di dalam negeri dikembalikan lagi ke kondisi semula, tidak dilebur ke satu entitas.

"Sebetulnya kalau mau yang lebih simpel adalah mengembalikan lagi kondisi-kondisu lembaga riset sebelum BRIN. Gitu aja udah," sarannya, "Toh selama ini sudah cukup baik, meskipun belum maksimal, terbatasnya anggaran, kurang koordinasi."

Jawaban Mega

Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri mengungkap alasannya meminta peleburan semua lembaga riset di Indonesia ke BRIN.

Dalam acara di kantor TVRI, Jakarta, Senin (12/6), Megawati mengungkapkan, peleburan itu juga dilakukan demi mencegah "egosentris" dan "kurang mengenal satu sama lain" antar-lembaga.

Usulan peleburan itu muncul, kata Mega, saat ia berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Megawati mengungkapkan, Jokowi dalam diskusi tersebut sempat bertanya soal peleburan itu.

"Karena beliau (Jokowi) hanya bertanyanya begini 'Apa tidak sayang ya Ibu yang sudah ada?' Lalu saya mengatakan 'Enggak bisa Bapak, enggak bisa jalan, karena kita di dalam menyikapi BRIN itu harus jadi satu'," kata Megawati menirukan percakapannya dengan Jokowi.

"Akhirnya beliau mengatakan 'Lalu apa yang ibu mau?'. 'Jadikan satu dan itu badan untuk bisa di bawah pengawasan presiden'. Karena kalau tidak begitu nanti terjadi egosentris, lalu satu sama lain malah mungkin kurang mengenal, tapi kalau begini saya lihat sangat tepat sekali," imbuh dia, yang juga merupakan Ketua Umum PDIP itu.

(can/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER