Fenomena Hujan Meteor Perseid akan mencapai puncaknya pada Sabtu (12/8) dan Minggu (13/8) dini hari. Simak jadwal lengkapnya di sini.
"Hujan meteor Perseid sering dianggap sebagai hujan meteor terbaik tahun ini karena tingkatnya yang tinggi dan suhu akhir musim panas yang menyenangkan," demikian dikutip dari situs NASA.
Saking banyaknya, Perseid jadi satu-satunya hujan meteor yang pernah menyebabkan penundaan peluncuran pesawat ulang-alik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1993, peluncuran NASA STS-51 ditunda karena kekhawatiran aktivitas hujan meteor Perseid yang meningkatkan kemungkinan pesawat ruang angkasa di orbit Bumi rusak.
Pada tahun lalu, hujan meteor ini bertepatan dengan fase Bulan Purnama. Hal ini membuat langit lebih terang dan membuat meteor makin tak terlihat.
Namun, hujan meteor kali ini terjad saat Bulan pada fase sabit yang memudar dengan tingkat kecerahan hanya 10 persen. Meteor-meteor yang lebih redup pun dapat terlihat.
Terlebih, cuaca Indonesia saat ini mayoritas tengah panas-panasnya alias tanpa awan mendung.
NASA menyebut puncak Hujan Meteor Perseid terjadi ketika Bumi melewati puing-puing paling padat dari sisa-sisa komet Swift-Tuttle.
Di Amerika Serikat (AS), hujan meteor ini dapat disaksikan dengan intensitas 40 meteor per jam sebelum subuh. Jumlah tersebut dapat disaksikan dengan catatan pengamat berada di wilayah yang cukup gelap.
Langit yang lebih cerah di daerah pinggiran kota dapat mengurangi intensitas tersebut, dengan 10 atau lebih sedikit meteor dalam satu jam.
Meski begitu, kata Bill Cooke, yang memimpin Meteoroid Environment Office NASA, menyebut meteor dengan jumlah ini bisa terlihat jika "Anda berada di pedesaan, jauh dari kota dan pinggiran kota."
Di Indonesia, menurut data Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN, Hujan Meteor Perseid dapat disaksikan dengan intensitas 36 sampai 61 meteor per jam pada Minggu (13/8) dini hari.
Sementara, Planetarium Jakarta menyebut hujan meteor ini pada dasarnya terjadi sejak 17 Juli hingga 24 Agustus. Namun, puncaknya cuma dua malam.
"Puncak aktivitas 12-13 Agustus pukul 00.14 WIB–05.36 WIB," ungkap akun IG Planetarium.
Fenomena ini dapat diamati di arah rasi bintang Pleiades pada tengah malam pukul 00.14 WIB sampai 05.36 WIB, yakni saat fajar mulai muncul.
Perseid memiliki titik radian di sekitar rasi Perseus. Nama hujan meteor umumnya diambil dari lokasi titik radiannya.
Untuk menyaksikan fenomena ini, kita hanya memerlukan langit yang cerah, kegelapan tanpa polusi cahaya, dan sedikit kesabaran. Kita tidak perlu melihat ke arah tertentu, karena meteor pada umumnya dapat dilihat di seluruh bagian langit.
(tim/arh)