Viral Cahaya Misterius di Langit Australia, Ahli Bongkar Sumbernya

CNN Indonesia
Jumat, 11 Agu 2023 18:21 WIB
Cahaya misterius melintas langit Australia dan menghebohkan medsos. (Dan Thomson via REUTERS/DAN THOMSON)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah benda bercahaya terlihat melintasi langit Victoria, Australia, Selasa (8/8). Pakar menduga itu merupakan puing roket milik Rusia.

Kasus ini mulanya mencuat di media sosial usai sejumlah video yang menayangkan cahaya misterius tersebut. Beberapa orang menduga itu adalah hujan meteor.

"Hujan meteor terang dengan suara dentuman keras yang diamati oleh penduduk Melbourne, Australia sekitar," kicau akun @1WingedElite, Selasa (8/8).

Namun, akun @AdmiralQuality mengatakan cahaya tersebut melaju terlalu lambat dan rendah untuk sebuah meteor.

"Bukan meteor, terlalu rendah dan lambat. [Kemungkinan] sampah antariksa," katanya.

Pada Selasa (8/8) sore, Badan Antariksa Australia (ASA) mengumumkan bahwa itu "kemungkinan sisa-sisa roket Soyuz-2 Rusia yang memasuki kembali atmosfer Bumi."

"Peluncuran roket Soyuz-2 dilakukan dari Kosmodrom Plesetsk pada malam hari. Menurut pihak berwenang Rusia, peluncuran ini menempatkan satelit navigasi global 'GLONASS-K2' generasi baru ke orbit," kata mereka dalam sebuah pernyataan, dikutip dari 9news.

"Peluncuran ini telah diberitahukan dan sisa-sisa roket direncanakan untuk memasuki atmosfer dengan aman ke lautan di lepas pantai tenggara Tasmania," tambah lembaga itu.

Dikutip dari SBS Australia, Badan Antariksa Australia mengatakan roket tersebut telah diluncurkan dari Kosmodrom Plesetsk di Rusia pada malam sebelumnya.

Menurut otoritas Rusia, peluncuran tersebut untuk menempatkan satelit navigasi global baru ke orbit.

Associate professor dari School of Physics and Astronomy di Monash University Michael Brown mengatakan sampah antariksa sering kali disalahartikan sebagai meteor.

Ia menjelaskan meteor yang memasuki atmosfer Bumi biasanya merupakan peristiwa yang jauh lebih singkat, karena mereka menghantam atmosfer dengan kecepatan lebih dari sepuluh kilometer per detik. Sementara roket biasanya tak mencapai kecepatan tersebut.

"Saat roket melaju dengan kecepatan beberapa kilometer per detik saat memasuki atmosfer, roket tersebut mengalami gaya yang sangat besar yang memanaskan dan menghancurkan roket, menghasilkan pertunjukan cahaya yang spektakuler," katanya.

Brown mengatakan sebuah roket Soyuz sebelumnya pernah jatuh ke Melbourne pada 2014, dan beberapa serpihannya kemudian ditemukan di daerah pedesaan New South Wales.

(lom/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK