Teleskop James Webb Kian Jelas Dapat 'Identitas' Bintang Terjauh

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Agu 2023 09:47 WIB
Teleskop James Webb berhasil memotret bintang terjauh yang dipotret manusia, Earendel, yang jaraknya 28 miliar tahun cahaya dari Bumi.
NASA ungkap bintang terjauh dari Bumi, Earendel, dua kali lebih besar dan panas dari Matahari.(Foto: NASA, ESA, CSA, D.Coe (STScI) an/Space Telescope Science Institut)
Jakarta, CNN Indonesia --

Teleskop Antariksa James Webb (JWST) berhasil memotret bagian alam semesta yang lebih jauh dengan penemuan bintang bernama Earendel di jarak 28 miliar tahun cahaya.

Earendel sebetulnya ditemukan tahun lalu oleh Teleskop Hubble. Cahaya Earendel diketahui membutuhkan waktu 12,9 miliar tahun untuk mencapai Bumi, yang berarti bintang ini lahir kurang dari satu miliar tahun setelah Big Bang yang mendorong terbentuknya alam semesta kita.

Namun, Earendel tidak terletak hanya 12,9 miliar tahun cahaya dari Bumi. Pasalnya, alam semesta terus memuai dengan laju yang sangat cepat sejak Big Bang, bintang tersebut kini berada pada jarak 28 miliar tahun cahaya dari Bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2022, Hubble menemukan Earendel berkat fenomena yang dikenal sebagai pelensaan gravitasi.

Tekniknya, gravitasi objek latar depan yang sangat besar bertindak seperti lensa yang membengkokkan susunan ruang dan waktu, membelokkan dan mencerahkan cahaya dari objek yang lebih jauh ketika cahaya tersebut melewatinya.

Tim JWST kemudian menggunakan strategi yang sama dengan memanfaatkan kekuatan pembengkokan ruang dari gugus gravitasi bernama WHL0137-08 yang kebetulan berada dalam satu garis dengan Earendel.

Teleskop senilai 10 miliar dolar AS yang mengamati alam semesta dalam cahaya inframerah ini sempat melihat sekilas Earendel pada musim panas lalu, tak lama setelah mulai beroperasi.

Namun, pandangan sekilas itu kini menjadi sesuatu yang lebih dari itu, karena para peneliti kini memiliki informasi yang cukup untuk mulai mengkarakterisasi bintang yang memecahkan rekor jarak terjauh tersebut.

Sebagai contoh, instrumen NIRCam (Kamera Inframerah Dekat) milik JWST mengungkapkan bahwa bintang tersebut merupakan bintang tipe B yang sangat besar, lebih dari dua kali lebih panas dari Matahari, dan sekitar satu juta kali lebih bercahaya.

Sebagai perbandingan, Matahari kita adalah bintang tipe G dengan suhu permukaan sekitar 5.500 derajat Celcius.

Tak sendirian

Earendel (yang dinamai sesuai dengan nama tokoh dalam novel "The Silmarillion" karya J.R.R. Tolkien, prekuel dari The Hobbit dan trilogi Lord of the Rings) mungkin tidak sendirian di tempat yang sangat jauh di luar angkasa.


Berdasarkan warna bintang tersebut, para astronom yakin mereka melihat petunjuk adanya bintang pendamping yang lebih dingin dan lebih merah.

"Cahaya ini telah direntangkan oleh pemuaian alam semesta ke panjang gelombang yang lebih panjang daripada yang bisa dideteksi oleh instrumen Hubble, dan hanya bisa dideteksi oleh Webb," ujar tim peneliti dari NASA, mengutip Space, Jumat (11/8).

Keberadaan bintang pendamping bukanlah hal yang mengejutkan, karena mayoritas bintang besar seperti Earendel merupakan bagian dari sistem bintang ganda.

Pengamatan JWST juga memberikan cahaya baru pada Sunrise Arc, galaksi yang menjadi rumah bagi Earendel.

JWST berhasil mengidentifikasi area pembentukan bintang di galaksi yang diperkirakan berusia kurang dari lima juta tahun dari sudut pandang kita.

Citra yang dihasilkannya juga mengungkap gugus bintang yang lebih tua di dekat Earendel, yang tampaknya stabil secara gravitasi dan bahkan mungkin masih bertahan sampai sekarang.

Selain itu, para peneliti yakin akan ada lebih banyak lagi informasi yang terungkap saat JWST terus mempelajari Earendel dan bintang-bintang purba lainnya.

"Penemuan ini telah membuka ranah baru di alam semesta untuk fisika bintang, dan subjek baru bagi para ilmuwan yang mempelajari alam semesta awal, di mana dahulu galaksi merupakan objek kosmik terkecil yang dapat dideteksi," tulis tim peneliti NASA.

"Tim peneliti berharap ini bisa menjadi langkah menuju deteksi salah satu bintang generasi pertama, yang hanya terdiri dari bahan baku alam semesta yang tercipta dalam Big Bang, yaitu hidrogen dan helium," tambahnya.



(lom/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER