Deret Tokoh yang Beri Peringatan Keras Soal Potensi 'Teror' AI

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Agu 2023 07:44 WIB
Sejumlah tokoh sudah bersuara mengungkapkan kekhawatiran mengenai potensi "serangan" AI dalam kehidupan manusia.
Ilustrasi. Sejumlah tokoh bersuara mengungkapkan kekhawatiran mengenai potensi
Jakarta, CNN Indonesia --

Teknologi kecerdasan buatan (AI) menyimpan potensi bahaya jika dikembangkan secara liar. Sejumlah tokoh pun sudah jauh-jauh hari memberi peringatan.

Contoh-contoh bahaya AI yang bisa dibayangkan sejauh ini di antaranya adalah mesin tempur yang bisa bertindak sendiri, pengabaian hak cipta, plagiarsme, hingga hoaks.

Sejauh ini, Indonesia masih mengandalkan sejumlah regulasi lawas untuk menangkalnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita pakai UU dan aturan yang tersedia, misalnya UU ITE, UU PDP, PP 71/2019, dan Permenkominfo Nomor 5/2020," kata Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong, beberapa waktu lalu.

Tak ketinggalan, Kominfo akan menggunakan program literasi digital yang dimilikinya untuk memberikan edukasi terkait AI.

"Kita punya program literasi digital. Kita edukasi lewat program tersebut," kata dia ketika ditanya soal konten hoax yang mungkin dihasilkan oleh AI.

Tidak hanya negara-negara yang khawatir dengan potensi AI. Sejumlah tokoh bahkan sudah bersuara mengungkapkan kekhawatiran mengenai potensi "serangan" AI dalam kehidupan manusia.

Berikut deret tokoh yang bersuara mengenai bahaya AI:

Stephen Hawking

Fisikawan terkemuka Stephen Hawking sempat mengingatkan soal ancaman AI terhadap peradaban manusia.

Mendiang saat hidup memang dikenal sebagai sosok dengan kursi roda dan suara robotiknya yang dibantu AI buatan Intel setelah menderita penyakit neuron motorik yang mirip dengan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) membuatnya lumpuh dan tidak dapat berbicara.

Namun begitu, ia menyadari ada ancaman serius dari AI untuk keberlangsungan manusia.

"Pengembangan kecerdasan buatan secara penuh dapat berarti akhir umat manusia," kata Hawking kepada BBC pada Desember 2014.

Hawking juga mengatakan bentuk primitif dari kecerdasan buatan yang dikembangkan saat itu terbukti sangat berguna. Namun, ia tetap khawatir dengan konsekuensi menciptakan sesuatu yang dapat menandingi atau melampaui manusia.

"Manusia, yang dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat, tidak dapat bersaing, dan akan tergantikan," ujarnya.

Geoffrey Hinton

Geoffrey Hinton dikenal sebagai Godfather of AI, tapi dia sudah mewanti-wanti atas potensi bahaya perkembangan teknologi itu.

Hinton adalah salah satu sosok awal yang mengembangkan teknologi jaringan yang kini membentuk sistem kecerdasan buatan. Dia bekerja paruh waktu di Google selama satu dekade untuk mengembangkan AI raksasa teknologi ini.

Hinton mengaku risau dengan potensi AI untuk menghilangkan pekerjaan dan menciptakan dunia yang membuat kita tidak bisa mengetahui hal yang benar. Dia juga menunjukkan kecepatan kemajuan teknologi yang menakjubkan, jauh melampaui apa yang dia dan orang lain perkirakan.

"Gagasan bahwa benda ini sebenarnya bisa menjadi lebih pintar daripada manusia," kata Hinton dalam sebuah wawancara.

"Tetapi kebanyakan orang berpikir itu terlalu jauh. Dan saya pikir itu masih jauh dari kenyataan. Saya pikir itu masih 30 sampai 50 tahun lagi atau bahkan lebih lama lagi. Jelas, saya tidak lagi berpikir seperti itu," imbuhnya.

Sekjen PBB hingga Paus di halaman berikutnya...

Bos-bos Perusahaan Teknologi hingga Paus Fransiskus

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER