Perdana, RI Pakai Modifikasi Cuaca Buat Kurangi Polusi Udara

CNN Indonesia
Senin, 21 Agu 2023 08:48 WIB
Tak perlu geer saat hujan mulai turun di Bogor dan sekitarnya. Itu adalah hasil modifikasi cuaca demi mengurangi polusi Jakarta.
Ilustrasi. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mulai diterapkan di sekitar Jabodetabek. (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hujan di sekitar Bogor terkait dengan penebaran garam dalam Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) demi mengusir polusi udara di Jabodetabek. 

Dikutip dari siaran pers Badan Riset dan Invasi Nasional (BRIN), "untuk pertama kali, Pemerintah menerapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) mengurangi polusi udara di wilayah Jabodetabek."

Posko TMC dipusatkan di Bandara Lanud Husein Sastranegara, Bandung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sabtu kemarin sudah dilaksanakan satu sorti penerbangan dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat," ujar Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN Budi Harsoyo, di Bandung, Minggu (20/8).

Hal itu memanfaatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat bagian Selatan pada 19-21 Agustus seperti yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Budi menambahkan kegiatan TMC untuk mengurangi polutan sudah pernah dilakukan oleh beberapa negara yaitu Cina, Korea Selatan, Thailand, dan India.

Sementara, katanya, di Indonesia baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan dana siap pakai BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

Menurut dia, cara yang lebih efektif untuk mengurangi polutan di daerah tertentu memang dengan menjatuhkan atau mengguyurnya dengan air hujan.

Jika hal tersebut tidak memungkinkan, TMC dapat dilakukan dengan menargetkan "mengganggu" stabilitas atmosfer.

Caranya adalah dengan menaburkan bahan semai dalam bentuk dry ice atau es kering di ketinggian tertentu di udara. Di situ terdapat semacam hamparan awan serupa karpet panjang.

Hal itu terjadi karena tidak adanya perbedaan temperatur di titik ketinggian tersebut atau isotherm yang kemudian menimbulkan lapisan inversi.

"Nah, ini yang akan kita ganggu, dibuka ibaratnya, sehingga kumpulan-kumpulan polutan yang terkungkung di sekitar wilayah Jakarta bisa terus naik ke atas, " terang Budi.

Kendati demikian, metode TMC tanpa hujan tersebut memerlukan persiapan matang. Untuk saat ini lanjut Budi, pihaknya belum siap, masih perlu mendesain dan membuat konsul untuk menempatkan dry ice di didalam kabin pesawat.

"Dry ice ini yaitu CO2. Jika packaging dan handling di pesawat sembarangan, kru bisa kehabisan oksigen atau hypoksia, " ujarnya.

Menurut Budi, ada satu alternatif bahan semai lain yang bisa dicoba dan lebih memungkinkan untuk diimplementasikan, yaitu menggunakan kapur tohor.

Bedanya, dry ice mengkondisikan udara agar menjadi lebih dingin. Sementara, kapur tohor sebaliknya; mengkondisikan udara menjadi lebih panas.

"Tapi prinsipnya sama, mengkondisikan suhu di lapisan isotherm pada ketinggian tertentu untuk mengganggu kestabilan atmosfer, " ujar Budi.

Dijelaskan Budi, penyemaian pada Sabtu (19/8/2023) dilaksanakan 1 sorti penerbangan penyemaian awan hampir selama 2 jam penebangan (14.15-16.00 WIB) dengan menaburkan garam semai sekitar 800 kg di atas ketinggian 9000-10.000 kaki.

Hujan Bogor

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, berdasarkan data radar pada Sabtu (19/8) sore jelang Maghrib, wilayah Ciomas ke arah Gunung Salak terpantau mendung.

Sedangkan hujan dengan intensitas ringan berkisar 17.27 hingga 19.51 WIB di Bogor Barat, Bogor Selatan, Bojong Gede, Kemang, dan Tenjolaya.

"Sementara daerah Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, dan Cigombong juga dilaporkan mengalami hujan dengan intensitas sedang. Daerah lain Cibungbulang, Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung terjadi hujan ringan pada 19.00 - 21.00 WIB," ujar Andri.

Menurut Andri, peluang untuk melakukan TMC masih terbuka, hanya saja peluang tersebut cukup berat untuk dilakukan dengan melihat kondisi musim kemarau yang minim awan cumulus yang menjadi target untuk ditaburkan NaCl atau garam.

Ia mengakui peluangnya untuk saat ini, apalagi dalam kondisi musim kemarau, cukup berat. Kelembapan relatif (Relative Humidity/RH) lapisan atas kering dan convective available potential energy (CAPE) rendah.

Dari hasil pemodelan atmosfer selama dua hari ke depan ada peluang hujan di Bogor dan Tangerang Selatan.

"Diharapkan angin akan membawa awan bergerak ke arah Jakarta. Karena modifikasi cuaca tidak bisa menggeser awan, tetapi bisa memperluas area cakupan hujan," papar Andri.

Smeentara, wilayah Jabar bagian Utara, termasuk Indramayu, Kerawang, Kabupaten Bekasi, masih berpotensi kering hingga 25 Agustus.

Langkah TMC ini ujar Andri, merupakan bagian dari upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi di wilayah tersebut.

(tim/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER