Pakar Bongkar Penyebab Dentuman Misterius di Sumenep
Asal-usul dentuman misterius yang terjadi di Sumenep, Jawa Timur akhirnya terungkap. Simak penjelasan pakar mengenai fenomena alam ini.
Badan Geologi menyebut suara dentuman misterius di wilayah Sumenep, Jawa Timur merupakan hasil dari proses water-hammer, yakni air yang mendesak udara di rongga-rongga tanah hingga menghasilkan suara.
"Jadi ada peningkatan tekanan air secara mendadak dalam sebuah saluran dan menekan udara yang terjebak. Karena tadi ada rongga, ada rekahan pada saat dulu warga ngebor air sampai kedalaman 70 meter, lalu pada kedalaman 30 meter, air water loss karena kemungkinan ada rongga/rekahan," ujar Tantan Hidayat, Ketua Tim Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PAT GTL), Badan Geologi kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Selasa (22/8).
"Ada udara itu yang terjebak. Tekanan air ini menekan udara yang terjebak tersebut," imbuhnya.
Suara dentuman misterius muncul di Dusun Tengah Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (12/8) antara pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Suara tersebut terdengar seperti bunyi tumbukan dari bawah tanah dan disertai getaran.
Menurut Badan Geologi, suara tersebut sempat membuat panik warga, karena suara dentuman itu telah terjadi sekitar sepuluh hari. Suara ini diketahui tidak berbunyi terus menerus dan relatif kecil sebelum muncul suara yang lebih besar pada Sabtu (12/8).
"Suara disertai getaran terdengar sangat jelas pada tanggal 12 Agustus 2023 dan terdapat informasi air di dalam sumur ikut bergoyang. Suara ini sudah terdengar dari 9 hari sebelumnya namun tidak terasa ada getaran," ujar Tantan.
Sebelum fenomena water-hammer muncul sebagai jawaban, Badan Geologi telah melakukan pantauan berdasarkan berbagai kemungkinan, di antaranya keberadaan gua dan aktivitas penambangan. Namun, pengamatan di lapangan menghilangkan dua hal tersebut dari daftar penyebab suara misterius.
Hipotesis soal proses water-hammer muncul usai Tantan dan tim dari Badan Geologi menemukan sumur artesis, atau sumur yang mengeluarkan air tanpa bantuan pompa, di wilayah tersebut.
Lihat Juga : |
Air ini diduga mendorong rongga-rongga udara yang berada di bawah permukaan tanah, sehingga menghasilkan bunyi.
Tantan menyebut dorongan air tersebut kemungkinan dikarenakan gempa swarm, atau serangkaian gempa kecil yang terjadi dalam waktu relatif singkat di area geografis tertentu.
"Biasanya, gempa-gempa ini memiliki magnitudo yang rendah dan tidak memiliki gempa utama yang jelas sebagai pemicu. Gempa swarm sering terjadi dalam periode yang singkat dan bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari," jelas Tantan.
Kemunculan suara tersebut juga didukung oleh kondisi teknis batuan di Desa Moncek Tengah yang pada umumnya memiliki banyak diskontinuitas berupa bidang perlapisan dan retakan-retakan yang tersebar secara acak.
Retakan-retakan tersebut tidak semua terisi oleh air, sehingga ketika air mengalami peningkatan tekanan akibat getaran pemicu dari gempa bumi swarm, maka terjadi proses water-hammer yang menimbulkan seperti suara ketukan.
Lebih lanjut, hasil penyelidikan Badan Geologi pada fenomena ini menunjukkan adanya indikasi sesar aktif di wilayah tersebut, meski kemungkinan tidak berada di wilayah Moncek Tengah.
Maka dari itu, Tantan dan timnya menyarankan pihak-pihak terkait untuk melakukan studi dan monitoring kegempaan terhadap potensi sesar aktif untuk antisipasi potensi sifat merusaknya di masa mendatang.