PEMANASAN GLOBAL

Pakar Ungkap Jamur Makin Brutal saat Bumi Makin Panas

CNN Indonesia
Sabtu, 26 Agu 2023 08:54 WIB
Jamur langka Candida auris disebut bisa lebih mematikan akibat kondisi Bumi yang kian memanas. Simak penjelasan pakar.
Ilustrasi. Ahli mengungkap pemanasan global membuat jamur makin mematikan. (iStockphoto/Mantonature)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wabah jamur Candida auris merebak di Amerika Serikat. Jamur langka ini disebut bisa lebih mematikan akibat kondisi Bumi yang kian memanas.

Candida auris merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang muncul secara global serta dapat menyebabkan penyakit parah, termasuk infeksi aliran darah, luka, dan pernapasan.

Pada sekelompok kecil pasien di Amerika Serikat, angka kematian akibat jamur ini diperkirakan mencapai 30 persen hingga 60 persen, merujuk data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teori merebaknya wabah Candida auris adalah perubahan iklim. Pasalnya, jamur ini tidak ditemukan pada manusia di mana pun hingga tahun 2009.

Manusia dan mamalia lainnya memiliki suhu tubuh yang lebih hangat daripada yang dapat ditoleransi oleh sebagian besar patogen jamur, sehingga secara historis terlindungi dari sebagian besar infeksi.

Namun, peningkatan suhu memungkinkan jamur lebih toleransi terhadap lingkungan yang menghangat, dan seiring waktu, manusia dapat kehilangan daya tahan.

Beberapa peneliti beranggapan hal ini yang terjadi pada Candida auris. Patogen ini muncul secara spontan 14 tahun lalu di tiga benua, yaitu di Venezuela, India, dan Afrika Selatan.

Pakar penyakit jamur Arturo Casadevall mengatakan hal ini cukup membingungkan, karena iklim di tempat-tempat tersebut sangat berbeda.

"Kita memiliki perlindungan yang luar biasa terhadap jamur lingkungan karena suhu kita. Namun, jika dunia semakin hangat dan jamur mulai beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi juga, beberapa akan mencapai apa yang saya sebut penghalang suhu," kata Casadevall, mengutip AP, Rabu (23/8).

Meghan Marie Lyman, ahli epidemiologi medis CDC mengatakan ketika Candida auris pertama kali menyebar, kasus-kasus tersebut terkait dengan orang-orang yang bepergian ke AS dari tempat lain.

Sekarang, sebagian besar kasus didapat secara lokal, umumnya menyebar di antara pasien di lingkungan perawatan kesehatan.

Masalah global

Di AS, ada 2.377 kasus klinis akibat Candida auris yang dikonfirmasi dan didiagnosis tahun lalu, meningkat lebih dari 1.200 persen sejak 2017.

Tidak hanya di AS, Candida auris kini sudah menjadi masalah global. Di Eropa, sebuah survei tahun lalu menemukan jumlah kasus hampir dua kali lipat dari tahun 2020 hingga 2021.

"Jumlah kasus telah meningkat, tetapi distribusi geografisnya juga meningkat," kata Lyman.

Luis Ostrosky, seorang profesor penyakit menular di McGovern Medical School di UTHealth Houston, mengatakan Candida auris adalah semacam skenario mimpi buruk manusia.

"Ini adalah patogen yang berpotensi resisten terhadap banyak obat dengan kemampuan untuk menyebar dengan sangat efisien dalam pengaturan perawatan kesehatan," kata Ostrosky.

"Kami tidak pernah memiliki patogen seperti ini di area infeksi jamur," tambah dia.

Jamur ini hampir selalu resisten terhadap obat antijamur, dan terkadang juga resisten terhadap obat lain yang terutama digunakan untuk infeksi jamur kateter yang parah di rumah sakit.

"Saya pernah mengalami kasus di mana saya duduk bersama keluarga dan mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi yang diderita oleh orang yang Anda cintai," kata dia.

Asal mula kemunculan infeksi jamur di halaman berikutnya...

Pakar Teliti Kemunculan Jamur Candida Auris

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER