Belum Bisa 'Jaga Jempol', Cek Cara Lindungi Anak dari Penipuan Online

CNN Indonesia
Sabtu, 26 Agu 2023 10:54 WIB
Maraknya kasus penipuan online tak hanya menyasar orang dewasa, tapi juga anak-anak di bawah umur. Cek tips melindungi anak agar tak jadi korban.
Ilustrasi. Maraknya kasus penipuan online tak hanya menyasar orang dewasa, tapi juga anak-anak di bawah umur. (Istockphoto/ ljubaphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Maraknya kasus penipuan online tak hanya menyasar orang dewasa, tapi juga anak-anak di bawah umur. Berikut tips untuk para orang tua melindungi anak agar tidak menjadi korban penipuan online.

Laporan perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkap Generasi Z atau mereka yang berusia antara 11 dan 26 tahun adalah kelompok yang terlalu banyak berbagi (oversharing), mereka memiliki pengetahuan tentang keamanan online tapi paling rentan terhadap penipuan.

Sekitar 55 persen dari yang disurvei mengaku memasukkan informasi pribadi di saluran media sosial seperti nama, tanggal lahir, dan lokasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih parahnya, mayoritas dari mereka atau sekitar 72 persen tidak dapat mengidentifikasi penipuan phishing dan 26 persen mengaku telah menjadi korban penipuan phishing.

"Orang tua Indonesia, seperti layaknya di belahan dunia lainnya, sekarang membesarkan anak-anak yang sangat terhubung dan perhatian terbesar mereka saat ini termasuk upaya untuk menghindari sang anak menjadi sasaran penjahat siber," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/8).

"Tidak ada yang bisa menyalahkan mereka karena saat ini, anak-anak berisiko dibujuk oleh orang asing, diintimidasi secara online, dan bahkan informasi pribadi mereka dicuri di sekolah," lanjut dia.

Oleh karena itu, orang tua juga perlu mengetahui cara-cara melindungi anak dari kejahatan siber. Berikut tipsnya:

Komunikasi rutin dengan anak

Sebuah studi yang dilakukan Kaspersky mengungkap ada 58 persen orang tua yang menghabiskan total kurang dari 30 menit berbicara tentang keamanan internet dengan anak-anak mereka.

Sementara, hanya 11 persen orang tua yang menghabiskan lebih dari dua jam berbicara dengan anak-anak mereka tentang bahaya internet. Studi tersebut dilakukan ke 8.793 orang tua dari anak-anak berusia antara 7 dan 12 tahun.

Psikolog Emma Kenny merekomendasikan untuk menghabiskan sepuluh menit setiap hari sebelum tidur untuk mendiskusikan kegiatan anak setiap harinya, termasuk aktivitas online mereka. Minta anak-anak berbagi tentang hal positif dan negatif yang mereka temui secara online.

Edukasi diri sendiri dan anak

Orang tua akan percaya diri ketika berbicara dengan anak-anak tentang dunia maya hanya jika memahaminya.

Luangkan waktu untuk membaca tentang tren, game, dan saluran yang muncul untuk memahami bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas online anak. Diskusikan teknologi dan potensi bahayanya dengan mereka.

Edukasi anak tentang hal-hal yang orang tua dengar atau lihat terkait ancaman siber atau pelanggaran keamanan. Ada banyak sekali saran di web tentang keamanan internet untuk referensi.

Bangun suasana terbuka dan nyaman

Situasi yang ideal adalah ketika orang tua sadar jika ada sesuatu yang membuat anak merasa tidak nyaman, terancam, atau tidak bahagia.

Dorong anak-anak untuk terbuka dan berbicara dengan orang dewasa terpercaya (sebaiknya orang tua) jika mereka pernah menerima pesan yang mengancam atau tidak pantas.

Buat batasan

Tetapkan aturan dasar yang jelas dan sesuai usia tentang apa yang dapat diterima dan apa yang tidak boleh mereka lakukan secara online.

Jelaskan mengapa peraturan ini diberlakukan dan jelaskan mengenai konsekuensi pergi ke tempat yang tidak seharusnya atau menggunakan teknologi seperlunya.

Contohnya adalah berbagi foto secara online yang tetap ada di internet selamanya dan mungkin berdampak saat mereka dewasa dan bekerja dalam karier yang penting.

Manfaatkan sumber daya yang tersedia

Orang tua tidak pernah dapat mengarahkan anak-anak 24/7 untuk memantau aktivitas mereka secara online.

Langkah cerdas adalah menggunakan perangkat lunak kontrol orang tua untuk menetapkan kerangka kerja tentang apa yang dapat diterima, berapa lama, dan kapan mereka dapat menghabiskan waktu online, konten apa yang harus diblokir, atau jenis aktivitas apa yang harus diblokir (ruang obrolan, forum, dan seterusnya).

Filter kontrol orang tua dapat dikonfigurasi untuk profil komputer yang berbeda, sehingga memungkinkan orang tuan menyesuaikan filter untuk anak yang berbeda.

Meminta bantuan

Tidak ada petunjuk manual pasti dalam mengasuh anak. Orang tua belajar sambil berjalan dan adalah hal yang wajar untuk membuat kesalahan di sepanjang jalan. Tidak semua orang memiliki gaya pengasuhan yang sama dan itu tidak masalah.

Jika situasi tampak di luar kendali, orang tua bisa meminta bantuan dari penegak hukum setempat.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER