Diaspora Ungkap Faktor Peneliti Ogah Balik ke RI, Sorot Birokrasi

CNN Indonesia
Jumat, 01 Sep 2023 17:51 WIB
Diaspora Indonesia di Jepang, Pitoyo Hartono, mengungkap alasan para peneliti enggan pulang ke Indonesia. (Foto: CNN Indonesia/Chandra Erlangga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Periset kecerdasan buatan (AI) diaspora Indonesia di Jepang, Pitoyo Hartono mengungkapkan alasan para peneliti enggan pulang ke Indonesia. Simak penjelasannya.

Secara pribadi, Pitoyo mengaku salah satu faktor ia belum berkarya di dalam negeri adalah masalah birokrasi. Ia khawatir jika kembali ke Indonesia tidak mengenal birokrasi di dalam negeri, sehingga tidak bisa berkontibusi bagi negeri.

"Mungkin saya bisa berkontribusi kepada Indonesia kalau saya enggak di Indonesia, saya enggak mengenal birokrasi di Indonesia. Mungkin kalau saya kembali ke Indonesia, saya enggak bisa melakukan apa-apa," kata dia di kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta, Rabu (30/8).

Ia mengatakan pemerintah Jepang memiliki visi yang sangat jelas untuk iklim penelitian. Hal ini menurutnya memudahkan peneliti untuk mengambil langkah dalam menentukan langkah riset.

Pria yang menjadi peneliti di Jepang selama 35 tahun ini mengaku berkarir sebagai profesor departmen teknik elektro dan elektronika Chukyo University, Jepang bukanlah pilihan, melainkan sebuah kebetulan.

"Saya enggak tahu, apa yang terjadi pada saya hanya kebetulan. Saya meneliti di situ dan kebetulan ada posisi di situ dan seterusnya," tuturnya.

Sebelumnya, Jokowi meminta kepada seluruh penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk segera kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studi di universitas luar negeri.

Jokowi sampai mengulang kata "pulang" sebanyak tiga kali di hadapan penerima beasiswa LPDP. "Saya titip, pulang, pulang, pulang," kata Jokowi, di acara LPDP Fest, Kota Kasablanka, Jakarta beberapa waktu lalu.

Terpisah, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Satryo Soemantri Brodjonegoro mengungkap alasan para peneliti yang berkarier di luar negeri tak pulang ke Indonesia lantaran ekosistem riset di dalam negeri terbilang labil.

"Kasihan, enggak akan berkembang mereka (peneliti). Karena lingkungan [riset] sudah pasti, tidak menunjang," kata Satryo kepada CNNIndonesia.com saat itu.

"Mereka dari pada pulang mendingan tinggal di sana aja supaya ilmunya berkembang terus, risetnya semakin maju, siapa tahu mendapat hadiah Nobel (penghargaan buat ilmuwan berbagai bidang paling prestisius)," cetusnya.



(can/dmi)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK