Dunia Panas Melulu, Semua Salah El Nino?

Bagaimana dengan 70-80 persen wilayah daratan lainnya?

Pada 2005, penelitian yang dilakukan oleh Goddard dan Dilley menunjukkan bahwa jumlah anomali besar dalam total curah hujan satu bulan di daratan di 30 derajat Lintang Selatan hingga 30 derajat Lintang Utara sangat mirip.

Terlepas dari apakah itu El Niño, La Niña, atau Netral, bahkan sudah memperhitungkan wilayah yang terkena dampak ENSO.

"Anomali curah hujan ekstrem selama El Niño dan La Niña tidak hanya sebanding dengan anomali curah hujan selama kondisi Netral, namun bencana terkait iklim juga tidak meningkat selama tahun-tahun El Niño/La Niña," ungka NOAA.

"Intinya, meskipun dampak El Niño atau La Niña mungkin terjadi di wilayah tertentu, anomali curah hujan besar di suatu tempat di seluruh dunia pasti akan terjadi, bahkan pada tahun-tahun tanpa El Niño atau La Niña."

Lalu apa yang paling berpengaruh?

Para ilmuwan menyebut rekor suhu ini merupakan dampak krisis iklim global.

"Sejak hari pertama, Presiden Biden telah menganggap krisis iklim sebagai ancaman nyata di zaman kita," kata Ali Zaidi, Penasihat Iklim Nasional Gedung Putih.

Emisi gas rumah kaca, yang dihasilkan dari pembakaran BBM, PLTU, pabrik, berdampak besar pada Bumi yang makin panas.

"Juli ini tidak hanya lebih hangat dibandingkan bulan Juli sebelumnya - ini adalah bulan terpanas dalam catatan kami, sejak tahun 1880," kata Direktur Goddard Institute for Space Studies (GISS) NASA Gavin Schmidt.

"Secara ilmiah jelas bahwa ini tidak normal. Pemanasan yang mengkhawatirkan di seluruh dunia terutama disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Dan kenaikan suhu rata-rata ini memicu panas ekstrem yang berbahaya yang dialami orang-orang di dalam negeri dan di seluruh dunia," tandasnya.

Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian