Meta akan meluncurkan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang diklaim punya kepribadian 'sok asik' dengan target anak muda.
Chatbot yang mirip dengan ChatGPT milik OpenAI ini akan dikabarkan akan meluncur pada acara Meta Connect pada Rabu (27/9).
Dikutip dari The Independent, raksasa teknologi ini tengah menguji coba chatbot yang hadir dalam berbagai persona yang bertujuan untuk menggaet pengguna muda, termasuk persona "robot sok asik" yang terinspirasi oleh Bender dari Futurama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Endgadget, keterangan tersebut berdasarkan laporan The Journal yang melihat beberapa dokumen internal yang merinci AI yang disebut "Bob the Robot" yang didasarkan pada karakter Bender dari serial kartun Futurama.
Sebagai catatan, Futurama ditayangkan perdana hampir 25 tahun yang lalu, tepatnya 1999, jauh sebelum banyak anak muda pencinta humor itu lahir.
Serial itu sendiri salah satunya ditulis oleh Matt Groening, pencipta The Simpsons.
Bot Meta ini menggambarkan dirinya sendiri sebagai "jenderal sassmaster" dan dokumen internal menyebutnya sebagai "robot lancang yang memanfaatkan jenis humor lucu yang disukai anak muda."
Ada juga bot bernama "Alvin the Alien" yang dilaporkan meminta informasi pribadi pengguna dalam upayanya memahami manusia.
"Spesies Anda sangat menarik bagi saya," demikian isi laporan internal. "Bagikan pengalaman, pemikiran, dan emosi Anda! Saya haus akan pengertian."
Seorang karyawan mencatat dalam memo bahwa pengguna "mungkin takut dengan karakter ini" karena sepertinya karakter tersebut "sengaja dirancang untuk mengumpulkan informasi pribadi."
Meta sendiri punya rekam jejak buruk dalam hal pelanggaran privasi di masa lalu, termasuk soal skandal data Cambridge Analytica yang diduga membantu kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2016.
Lihat Juga : |
Laporan yang sama mengungkap Meta sedang mengembangkan lusinan chatbot semacam ini, termasuk beberapa untuk membantu pekerjaan koding dan tugas-tugas lain.
Pengembangan beberapa chatbot yang secara internal disebut sebagai Gen AI Personas ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk meningkatkan aktivitas pengguna di platform media sosialnya.
Meta disebut mencoba untuk menggaet pengguna yang lebih muda selama beberapa waktu ke belakang, terutama sejak TikTok melejit. Aplikasi ini telah mengambil alih dominasi Instagram dalam beberapa tahun terakhir.
CEO Meta Mark Zuckerberg menginginkan pangsa pasarnya kembali.
Ia mengatakan kepada investor selama konferensi pada 2021 bahwa perusahaan akan melatih kembali "tim untuk melayani orang dewasa muda sebagai 'Bintang Utara' mereka, ketimbang mengoptimalkan orang tua yang jumlahnya lebih besar."
Meta bukan perusahaan media sosial pertama yang menggaet anak-anak muda dengan chatbot yang penuh dengan kepribadian. Amazon saat ini sedang mempersiapkan layanan obrolan suara yang didukung Alexa untuk anak-anak.
Kemudian, Snap juga meluncurkan layanan My AI pada Februari dan telah digunakan oleh lebih dari 150 juta orang sejak peluncurannya. Meski menuai kesuksesan, My AI mengalami beberapa masalah yang mengganggu untuk sebuah produk yang ditujukan untuk anak-anak.
Misalnya, aplikasi ini telah mengobrol tentang alkohol dan seks dengan pengguna dan bahkan secara acak mulai memposting foto tanpa persetujuan.
Sebelumnya, raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu dilaporkan berencana melatih model AI baru yang diharapkan akan sekuat ChatGPT awal 2024.
Induk perusahaan Facebook, WhatsApp, dan Instagram itu disebut-sebut telah mengambil chip pelatihan AI dan membangun pusat data untuk membuat chatbot baru yang lebih kuat yang diharapkannya akan secanggih GPT-4 OpenAI.
Zuckerberg tampaknya mendorong agar model ini sekali lagi bebas digunakan oleh perusahaan untuk membuat alat AI, mengutip The Verge.
Laporan tersebut menyatakan "Meta telah membeli lebih banyak chip pelatihan AI Nvidia H100 dan meningkatkan infrastrukturnya, sehingga kali ini, tidak perlu bergantung pada platform cloud Azure Microsoft untuk melatih chatbot baru."
Perusahaan dilaporkan membentuk kelompok khusus pada awal tahun ini untuk membangun model AI tersebut. Tujuannya adalah mempercepat pembuatan alat AI yang dapat meniru ekspresi manusia.
Sementara, Google dan Microsoft masing-masing telah memperluas penggunaan AI dalam alat produktivitas mereka dan Google ingin menggunakan AI generatif di Asisten Google.
Amazon juga memiliki inisiatif AI generatif yang sedang berlangsung di seluruh organisasinya yang dapat menghasilkan Alexa bertenaga chatbot.