Julieta Fierro, peneliti di Institut Astronomi di UNAM, mengatakan banyak rincian tentang sosok-sosok 'alien' tersebut tidak masuk akal. Fierro juga mengatakan klaim para peneliti bahwa universitasnya mendukung penemuan mereka adalah keliru.
"Tentu saja semuanya dibuat-buat," kata Fierro, dikutip dari ABC.
Selain itu, Fierro menyebut para ilmuwan akan membutuhkan teknologi yang lebih canggih daripada sinar-X yang mereka klaim digunakan untuk menentukan apakah makhluk-makhluk itu adalah "non-manusia".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fierro juga menunjukkan penanggalan karbon-14, yang digunakan untuk menentukan usia spesimen, tidak akan berguna jika makhluk tersebut berasal dari planet lain. Unsur kimiawi mereka akan berbeda dan diperlukan metode lain untuk menganalisis usia mereka yang sebenarnya.
"Maussan telah melakukan banyak hal. Dia mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Virgin of Guadalupe," katanya, dikutip dari AP News.
"Dia mengatakan kepada saya bahwa makhluk luar angkasa tidak berbicara kepada saya seperti mereka berbicara kepadanya [Fierro] karena saya tidak percaya kepada mereka [alien]," imbuhnya.
Fierro menambahkan tampaknya aneh bahwa mereka mengambil apa yang pasti akan menjadi "harta karun bangsa" dari Peru tanpa mengundang duta besar Peru.
Terakhir, ia menyebutkan membawa alien dari Peru melalui bea cukai ke Meksiko akan menjadi proses yang agak sulit.
Terlepas dari hal itu, Maussan dikenal sebagai seorang jurnalis dan juga peneliti kontroversial. Ia memiliki rekam jejak palsu soal UFO sebelum mengungkap 'alien' di Kongres Meksiko.
Salah satunya adalah penemuan lima mumi di Peru pada 2017. Dilansir The Independent, temuan yang diklaim alien tersebut akhirnya terbukti sebagai mumi anak-anak manusia.
Lima mumi tersebut ditemukan memiliki tangan berjari tiga yang membuat beberapa orang mengklaim mumi-mumi tersebut bukanlah manusia, dan mungkin saja alien. Namun, beberapa mumi ini kemungkinan adalah kombinasi dari hasil penjarahan dan manipulasi mumi manusia yang utuh.
Profesor antropologi di University of Western Ontario, di London, Kanada Andrew Nelson mengatakan Salah satu mumi "terlihat seperti mumi Nazca yang khas, dalam posisi duduk yang tertekuk."
Suku Nazca memiliki budaya kuno di Peru yang membungkus mumi mereka dengan tekstil dan membuat geoglif yang luas yang disebut garis-garis Nazca.
Kemudian, tangan dan kaki yang terlihat pada mumi ini mungkin juga merupakan bagian dari mumi manusia asli yang telah dimanipulasi oleh para pemalsu. Salah satunya terlihat dari lapisan putih yang ditambahkan untuk menyembunyikan manipulasi tersebut.
Dikutip dari Live Science, sejumlah peneliti lain juga percaya bagian tubuh mumi manusia asli digunakan untuk membuat mumi-mumi palsu ini. Belasan peneliti mumi Peru telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk praktik tersebut dengan mengatakan hal itu telah melanggar berbagai norma nasional dan internasional.
"Saya merasa jijik karena ada orang yang [berani] merendahkan martabat tubuh manusia yang sudah meninggal. Anda tidak dapat mengambil kondisi manusia dari manusia!" kata Guido Lombardi, seorang profesor ilmu forensik di Universidad Peruana Cayetano Heredia.