Uang koin perak menjadi salah satu metode pembayaran yang digunakan pada masa-masa awal kelahiran Islam.
Koin dari abad pertama kehadiran Islam dari abad pertama Islam yang menunjukkan bagaimana Islam mengadaptasi mata uang dari kerajaan-kerajaan yang sudah ada dan mencetak koin-koin unik mereka sendiri yang bernuansa Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menggunakan koin, masyarakat Arab bertransaksi dengan barter perdagangan, bertukar makanan, ternak, serta rempah-rempah dan wewangian langka seperti kemenyan dan mur yang diperoleh dalam perjalanan mereka.
Setelah kematian Nabi Muhammad SAW pada 632 Masehi, kekaisaran Islam terus berkembang di bawah Kekhalifahan Umayyah.
Pada abad ke-7 Masehi, koin-koin yang ada dari kekaisaran Bizantium dan Sasania yang telah dikalahkan, termasuk Suriah, Yordania, Lebanon, dan Mesir modern, menjadi koin pertama yang digunakan oleh umat Islam.
Salah satu contoh koin emas paling awal menunjukkan ukiran "salib yang dimodifikasi", dari 600-an.
Salah satu koin perak yang dijuluki "Khalifah Berdiri," menunjukkan sosok pria berdiri memegang pedang, yang diperkirakan sebagai Khalifah Ummayyah Abd al-Malik, pada salah satu sisinya.
Dilansir Middle East Eye, sisi lain dari koin ini menunjukkan patung mahkota Raja Sasania Khosrow II (591-628 Masehi) yang dimahkotai (591-628 Masehi).
Dalam koin tersebut juga terdapat tulisan Arab, yakni "bismillah Muhammad Rasul Allah."
Dokumen papirus menjadi salah satu catatan bagi sejarah Islam. Puluhan ribu dokumen papirus masih dapat ditemui saat ini, dalam bahasa Yunani, Koptik, dan Arab.
Dalam Bulletin of the American Society of Papyrologists, dari sekian banyak informasi penting yang dikandung papirus, terdapat satu catatan mengenai penaklukan Muslim atas Mesir pada pertengahan abad ke-7.
Lihat Juga : |
Ini merupakan sebuah peristiwa penting tidak hanya dalam sejarah peradaban Mediterania, tetapi juga dalam perkembangan salah satu agama dengan jumlah penganut terbanyak di dunia.
Sebuah prasasti ditemukan di kota Taif, Arab Saudi, dan menjadi salah satu dari lebih dari 60 prasasti Islam awal yang ditemukan.
Di antara isi prasasti ini adalah ayat-ayat Al-Qur'an, doa-doa yang memohon pengampunan, kasih sayang, kesyahidan dan surga; kepercayaan dan keyakinan terhadap Nabi Muḥammad serta pengiriman doa dan shalawat kepadanya.
Prasasti ini, yang sampai sekarang tidak dikenal dalam pengetahuan Barat sangat penting karena tidak hanya menyebutkan syahadat lengkap.
Keduanya juga merupakan peristiwa bersejarah yang penting dan verifikasi dokumenter yang independen, yaitu, rekonstruksi dan renovasi al-Masjid al-Ḥarām di Mekah.
(lom/arh)