Menurut Truman, yang merupakan kelahiran Pematang Siantar, Sumut, 72 tahun lalu itu, budaya Batak tak pernah menuliskan keberadaan bangunan berbentuk piramida.
"Di adat Batak pun tidak ada bertuliskan baik di naskah-naskah kuno, tidak ada. Baik itu tulisan-tulisan yang di kulit bambu, di dedaunan pohon, itu tidak ada menyebut piramida," cetusnya.
Peneliti di Center for Prehistory and Austronesian Studies itu menyebut tak mungkin satu budaya tiba-tiba mencuat tanpa terkait budaya di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini perlunya belajar kontekstual lokal maupun regional, arkeologi mikro dan makro. Jadi tidak ada budaya tiba-tiba mencuat di suatu wilayah tanpa ada kaitannya dengan wilayah-wilayah di sekitar temuan," kata Truman.
Soal kemungkinan Piramid Toba berusia puluhan ribu tahun, Truman merespons, "Non sense, tidak ada! [Kebudayaan] Megalitik di manapun tidak ada yang berumur 20 ribu tahun. Paling di Eropa sana 5-6 ribu tahun yang lalu."
"Tidak ada Megalitik berkembang di dunia ini dengan umur segitu, tidak perlu dipertanyakan lagi kalau itu tidak benar," imbuh dia.
Truman, yang merupakan mantan peneliti di Arkeologi Nasional (Arkenas) dan kini sudah melebur ke BRIN, menyebut struktur semacam ini banyak ditemui secara alami.
Menanggapi komentar Truman, Danny, yang dasar keilmuannya adalah geologi, pun angkat bicara. Ia mengakui penemuan struktur bangunan diduga piramid di Danau Toba masih terlalu dini alias prematur saat ini.
Padahal, seharusnya publikasi itu diperuntukkan sebagai rujukan sehingga dilanjutkan ke tahap penelitian awal.
"Jadi sebetulnya publikasi yang menurut saya prematur di Danau Toba, karena harapannya diteliti dulu baru dipublikasikan ke masyarakat," kata dia, Rabu (4/10).
Danny mengaku harus mengungkap ke publik lantaran dia sudah diminta Luhut untuk mempresentasikan penemuan piramid itu.
"Kemudian 24 September ada kunjungan [Luhut] ke Toba, ya kan saya jadi enggak ada pilihan, bagaimana ya, saya publikasikan saja. Begitu," tuturnya.
Di pihak lain, Truman menyimpulkan kalau lokasi penemuan piramida versi Danny pada zaman dulu adalah perkampungan yang punya struktur limas yang "bukan piramida, mungkin saja punden berundak atau pagar batu yang mengelilingi kampung."
"Kalau melihat dari bentuk umumnya jelas itu bukan piramida, tapi itu jelas megalitik," katanya.
Kini, publik masih menanti apakah penemuan struktut piramid di Danau Toba itu bisa dibuktikan secara saintifik. Danny mengaku tengah berproses untuk melakukan penelitian awal di sana dan berharap dalam waktu dekat bakal 'turun gunung' untuk membuktikan penemuannya.
(can/arh)