"Kemudian, kami menggunakan laser UV untuk menguapkan atom dari permukaan ujung itu. Atom-atom bergerak melalui spektrometer massa, dan seberapa cepat mereka bergerak memberi tahu kita seberapa berat mereka, yang pada gilirannya memberi tahu kita terbuat dari apa."
Analisis menunjukkan berapa banyak atom uranium di dalam kristal zirkon yang mengalami peluruhan radioaktif. Unsur-unsur dapat berubah jika atom-atomnya mengandung konfigurasi proton dan neutron yang tidak stabil, menyebabkan beberapa di antaranya meluruh. Lewat cara melacak berapa lama proses ini berlangsung, para ilmuwan dapat menentukan usia suatu objek dengan membandingkan rasio uranium dan atom timbal.
"Penanggalan radiometrik bekerja seperti jam pasir," kata Heck. "Dalam jam pasir, pasir mengalir dari satu bola kaca ke bola kaca lainnya, dengan berlalunya waktu yang ditunjukkan oleh akumulasi pasir di bola kaca yang lebih rendah. Penanggalan radiometrik bekerja dengan cara yang sama dengan menghitung jumlah atom induk dan jumlah atom anak yang telah bertransformasi. Perjalanan waktu kemudian dapat dihitung karena laju transformasi diketahui."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim peneliti menggunakan isotop timbal dalam sampel debu Bulan untuk menentukan bahwa kristal-kristal tersebut berusia 4,46 miliar tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa Bulan juga pasti berusia setua itu.
"Sungguh menakjubkan bisa mendapatkan bukti bahwa batu yang Anda pegang adalah bagian tertua dari Bulan yang kami temukan sejauh ini," kata Greer.
"Ini adalah jawaban atas begitu banyak pertanyaan tentang Bumi. Ketika Anda tahu berapa usia sesuatu, Anda bisa lebih memahami apa yang telah terjadi pada benda itu dalam sejarahnya."
Meskipun sampel bulan telah dikembalikan ke Bumi lebih dari 50 tahun yang lalu, dibutuhkan waktu untuk mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk melakukan analisis kristal yang begitu rinci.
Ini menjadi alasan mengapa NASA menunggu untuk membuka segel beberapa sampel murni yang dikumpulkan selama era Apollo hingga beberapa tahun terakhir, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan lebih banyak wawasan tentang satelit alami planet Bumi dengan menggunakan metode yang paling canggih.
"Bulan adalah mitra penting dalam sistem tata surya kita," kata Heck. "Bulan menstabilkan sumbu rotasi Bumi, itulah alasan mengapa ada 24 jam dalam sehari, itulah alasan mengapa kita mengalami pasang surut air laut. Tanpa Bulan, kehidupan di Bumi akan terlihat berbeda. Bulan adalah bagian dari sistem alam yang ingin kita pahami dengan lebih baik, dan penelitian kami memberikan potongan kecil dari teka-teki yang ada di dalam keseluruhan gambar tersebut."