Peran para perempuan ini pun diakui lebih dominan dalam menjaga sawah di desa ini.
Manajer Program Pangan Berkelanjutan Setara Jambi Gustiana mengatakan Lily adalah sosok ketua kelompok petani yang memahami dinamika dalam berkelompok.
"Beliau selalu menginisiasi pertemuan kelompok walau pun hanya dua kali setahun saat turun tanam mau pun selesai panen dan pertemuan urgen lainnya. Sebagai perempuan, beliau mampu untuk menyuarakan kebutuhan kelompok tani dalam musyawarah desa, dan bertanggung jawab dengan pembagian bantuan untuk anggota kelompoknya," tuturnya, Jumat (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Kepala Desa Pematang Pulai Mashur menyampaikan peran para perempuan cukup besar untuk mempertahankan sumber pangan yang sehat lewat kerja gotong royong.
"Tidak sama dengan desa lain yang [petaninya] kebanyakan laki-laki. Mulai dari buat anak padi hingga panen. Laki-laki umumnya bekerja di luar. Kalau laki-laki fokus di sawah, kebutuhan untuk keluarga tidak terpenuhi," katanya.
Mashur mengklaim sejak dahulu luas lahan persawahan di Desa Pematang Pulai tidak pernah berubah. Ia yakin warga Desa Pematang Pulai akan terus mempertahankan sumber pangan ini.
"Saya yakin tidak akan ada alih fungsi. Masyarakat sayang dengan sawah. Kalau alih fungsi, kecil kemungkinan. Apalagi masing-masing memiliki sawah tidak sampai satu hektare," katanya.
Walau demikian, produktivitas sawah di sana belum meningkat karena hanya menanam satu kali dalam setahun. Para petani di sana belum mendapatkan sistem pengairan yang memadai untuk bertani di kala musim kering.
"Kalau dari dinas terkait, sudah bantuan pompa air, cuma kapasitasnya kurang. Diperlukan lahan 1 hektare untuk membuat embung. Tidak bisa mengharapkan hibah lahan dari masyarakat," kata Mashur.
(msa/arh)