AI Bikin Kacau Berita, Buat Hoaks Hingga Meledek Orang Meninggal

CNN Indonesia
Selasa, 07 Nov 2023 08:54 WIB
Alih-alih memudahkan jurnalis membuat berita, AI Microsoft malah membuat berita makin kacau hingga melahirkan hoaks.
Ilustrasi. Alih-alih memudahkan jurnalis membuat berita, AI malah membuat berita makin kacau sampai melahirkan hoaks. (Foto: REUTERS/FLORENCE LO)

Anna Bateson, kepala eksekutif Guardian Media Group, mengatakan dalam sebuah surat kepada Microsoft, jajak pendapat yang dibuat secara otomatis itu merupakan hasil dari teknologi AI perusahaan yang "sangat memprihatinkan."

"Aplikasi semacam ini tidak hanya berpotensi menyusahkan bagi keluarga individu yang menjadi subjek cerita, tetapi juga sangat merusak reputasi Guardian sebagai jurnalisme yang tepercaya dan sensitif, serta reputasi individu jurnalis yang menulis berita asli," tulis Bateson dalam suratnya pada hari Selasa kepada Presiden Microsoft, Brad Smith.

Bateson mengatakan bahwa penggunaan jajak pendapat yang dibuat oleh Microsoft bersama dengan artikel tersebut merupakan "contoh yang telah kami peringatkan terkait dengan berita".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alasan utama mengapa kami sebelumnya telah meminta kepada tim Anda bahwa kami tidak ingin teknologi eksperimental genAI milik Microsoft diterapkan pada jurnalisme yang dilisensikan oleh Guardian," kata Bateson.

Juru bicara Microsoft mengatakan bahwa perusahaan menonaktifkan semua jajak pendapat di artikel berita dan mengatakan bahwa perusahaan sedang menyelidiki penyebab konten yang tidak pantas tersebut.

"Jajak pendapat seharusnya tidak muncul bersamaan dengan artikel seperti ini, dan kami mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah kesalahan seperti ini terulang kembali di masa depan," menurut keterangan perusahaan.

Berita hoaks

Namun, jajak pendapat yang tidak menyenangkan tersebut bukanlah kesalahan publik pertama yang disebabkan oleh penggunaan AI oleh Microsoft.

Pada Agustus lalu, MSN menampilkan sebuah cerita di berandanya yang secara keliru mengklaim bahwa Presiden Joe Biden tertidur saat mengheningkan cipta untuk para korban bencana kebakaran hutan Maui.

Bulan berikutnya, Microsoft menerbitkan ulang cerita tentang Brandon Hunter, mantan pemain NBA yang meninggal secara tak terduga pada usia 42 tahun, dengan judul, "Brandon Hunter tidak berguna di usia 42 tahun."

Kemudian pada Oktober, Microsoft menerbitkan ulang sebuah artikel yang mengklaim bahwa Supervisor San Francisco, Dean Preston, telah mengundurkan diri dari posisinya setelah mendapat kritik dari Elon Musk.

Dikutip dari The Verge, ketiga berita itu sepenuhnya salah dan tak sesuai dengan apa yang ditulis oleh kantor berita rekanan, di antaranya The Guardian dan CNN.

Beberapa artikel yang ditampilkan oleh Microsoft pada awalnya diterbitkan oleh situs web yang tidak jelas yang mungkin luput dari perhatian di tengah banjirnya informasi online yang beredar setiap hari.



(can/dmi)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER