Pekerja Google Kritik Standar Ganda Perusahaan Soal Israel-Palestina

CNN Indonesia
Jumat, 10 Nov 2023 17:05 WIB
Sejumlah karyawan Google menyebutkan dugaan bias dalam komunikasi internal serta mengkritik dukungan perusahaan untuk militer Israel.
Ilustrasi. Sejumlah karyawan Google menyebutkan dugaan bias dalam komunikasi internal serta mengkritik dukungan perusahaan untuk militer Israel. (Foto: Getty Images via AFP/DREW ANGERER)

"Anda harus sangat, sangat, sangat berhati-hati, karena segala bentuk kritik terhadap negara Israel dapat dengan mudah dianggap sebagai antisemitisme," ujar Sarmad Gilani, seorang insinyur perangkat lunak Google yang mengatakan bahwa ia tidak ikut serta dalam petisi tersebut, dalam sebuah wawancara dengan The New York Times.

"Rasanya saya harus mengutuk Hamas 10 kali sebelum mengatakan satu hal kecil yang mengkritik Israel."

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Google Courtenay Mencini menulis, "Seperti yang telah kami sampaikan, ini adalah waktu dan topik yang sangat sensitif di setiap perusahaan dan tempat kerja, dan kami memiliki banyak karyawan yang secara pribadi terpengaruh."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mayoritas karyawan tersebut tidak terlibat dalam diskusi atau perdebatan internal, dan banyak yang mengatakan bahwa mereka menghargai respons cepat kami dan fokus kami terhadap keselamatan karyawan."

Perusahaan mengatakan bahwa situasi ini melibatkan sejumlah kecil karyawan Google yang pandangannya tidak mewakili seluruh tenaga kerja. Perusahaan mendorong karyawan untuk menyuarakan keprihatinan mereka kepada bagian SDM, dan menambahkan bahwa mereka telah mengambil tindakan dalam satu bulan terakhir jika ada tindakan yang melanggar kebijakan perusahaan.

Ketegangan yang meradang pada bulan lalu akibat perang Israel-Palestina telah memunculkan kembali kebencian terhadap keterlibatan Google dalam Proyek Nimbus. Pada tahun 2021, para pekerja Google dan Amazon menulis surat terbuka serupa yang menyerukan agar perusahaan mereka menarik diri dari kesepakatan tersebut, yang menurut mereka akan memungkinkan pengawasan dan pengumpulan data yang melanggar hukum terhadap warga Palestina. Surat hari ini menggemakan sentimen tersebut.

"Kami menuntut agar Google berhenti memberikan dukungan material terhadap genosida ini dengan membatalkan kontrak Project Nimbus dan segera berhenti berbisnis dengan pemerintah dan militer apartheid Israel," demikian bunyi surat tersebut.

Menanggapi masalah Project Nimbus, juru bicara Google, Mencini mengatakan bahwa ini adalah bagian dari kampanye yang sudah berlangsung lama oleh sekelompok organisasi dan orang-orang yang sebagian besar tidak bekerja di Google.

"Kami telah sangat jelas bahwa kontrak Nimbus adalah untuk beban kerja yang dijalankan pada platform komersial kami oleh kementerian pemerintah Israel seperti keuangan, kesehatan, transportasi, dan pendidikan. Pekerjaan kami tidak ditujukan untuk beban kerja militer yang sangat sensitif atau rahasia yang berkaitan dengan persenjataan atau dinas intelijen," pungkasnya. 

(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER