WMO mewanti-wanti bahwa tahun 2023 telah memecahkan berbagai rekor iklim, dengan cuaca ekstrem yang meninggalkan "jejak kehancuran dan kesengsaraan".
"Ini adalah rentetan rekor yang sangat mengerikan," kata Sekjen WMO Petteri Taalas, mengutip AFP, Kamis (30/11).
"Tingkat gas rumah kaca mencapai rekor suhu tertinggi. Suhu global mencapai rekor tertinggi. Kenaikan laut mencapai rekor tertinggi. Es laut Antartika mencapai rekor terendah," ujar dia menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa temuan rekor panas ini "seharusnya membuat para pemimpin dunia merinding".
Lihat Juga : |
Menurut dia masalahnya tidak pernah seoarah ini, dengan para ilmuwan memperingatkan bahwa kemampuan untuk membatasi pemanasan ke tingkat yang dapat dikelola semakin tipis.
Kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius sesuai batas di Perjanjian Paris, diprakirakan akan terjadi lebih cepat sebelum 2030. Pasalnya, dalam laporan terbaru WMO, data tahun 2023 hingga akhir Oktober menunjukkan bahwa tahun ini sudah sekitar 1,4 derajat Celsius di atas garis dasar pra-industri.
Laporan awal juga menunjukkan konsentrasi tiga gas rumah kaca utama yang memerangkap panas - karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida - mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022, dengan data awal yang mengindikasikan bahwa tingkat tersebut terus meningkat tahun ini.
WMO dalam laporannya menyebut level karbon dioksida 50 persen lebih tinggi daripada era pra-industri. Ini menandakan bahwa "suhu akan terus meningkat selama bertahun-tahun yang akan datang", bahkan jika emisi dikurangi secara drastis.