Kemudian, masukan nomor 10 membahas tentang kebutuhan mendesak transformasi sistem pangan yang berkeadilan yang dapat berkontribusi pada aksi iklim, sementara masukan nomor sembilan menempatkan keadilan sebagai pusat operasionalisasi adaptasi iklim, yang sangat penting bagi negara-negara berkembang.
"Dalam konteks Afrika, penting juga untuk menyoroti bahwa ada banyak penekanan pada penghapusan karbon sebagai mekanisme penting untuk tetap berada dalam 1,5 derajat, tetapi seperti yang ditunjukkan oleh masukan nomor empat, mengandalkan penyerap karbon alami berisiko," kata Laura.
"Solusi iklim 'alami' seperti menanam pohon untuk menyerap karbon harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena berpotensi merusak ekosistem dan mata pencaharian," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johan Rockström, Direktur Potsdam Institute of Climate Impact Research menambahkan, "Sains sudah terbukti. COP28 harus menjadi pertemuan global ketika dunia mulai serius untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil."
Penyelenggaraan COP28 di Dubai, menurut dia, adalah momen mitigasi besar untuk batu bara, minyak dan gas, yang perlu bergeser dari peningkatan 1 persen per tahun menjadi penurunan global setidaknya 5 persen per tahun.
"Sejauh ini, kita telah gagal dalam hal alam dan energi, sehingga kita berada di jalur yang berbahaya untuk mencapai target Perjanjian Paris, yaitu batas biofisik 1,5°C," ujar Johan.
Laporan ini turut menyoroti perlunya kebijakan yang kuat untuk mencapai skala yang dibutuhkan untuk solusi teknologi pelengkap yang efektif, seperti penghilangan karbon dioksida (CDR), terutama di tengah-tengah kekhawatiran yang muncul mengenai masa depan penyerap karbon di daratan dan lautan.
Oliver Geden, Senior Fellow di German Institute for International and Security Affairs dan Wakil Ketua IPCC WG III mengatakan:, "Meskipun bukan pengganti untuk pengurangan emisi yang cepat dan dalam, Carbon Dioxide Removal (CDR) akan diperlukan untuk menangani emisi yang sulit dihilangkan dan pada akhirnya untuk mengurangi suhu global."
"CDR yang ada saat ini sebagian besar berbasis hutan, namun diperlukan percepatan dan penyebaran yang cepat pada skala metode CDR lainnya dengan penghilangan CO2 secara permanen, yang didukung oleh tata kelola yang lebih kuat dan pemantauan yang lebih baik."
Laporan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan strategi adaptasi iklim yang adil. Laporan ini juga menekankan peran penting sistem pangan dalam aksi iklim, yang saat ini bertanggung jawab atas sekitar sepertiga emisi gas rumah kaca global.
Laporan ini mengadvokasi perbaikan ketidaksetaraan yang ada dan menekankan bahwa kebijakan harus disesuaikan dengan konteks regional dan sosiokultural, untuk memungkinkan terciptanya sistem pangan yang adil dan rendah karbon.