Jaber, yang perannya sebagai presiden perusahaan minyak nasional UEA menuai kritik dari para aktivis lingkungan, menyebut proposalnya sebagai sebuah langkah maju dan mengatakan bahwa ia masih mengupayakan "ambisi yang tinggi" dalam rumusan bahan bakar fosil.
Seseorang yang akrab dengan pemikiran kepresidenan COP28 menyebut teks tersebut sebagai "sebuah langkah pembuka" yang dapat dikembangkan.
Jika teks tersebut bertujuan untuk memenangkan hati Saudi, hal ini mengecewakan negara-negara Barat, yang mengatakan bahwa mereka akan mencari rumusan yang lebih kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para menteri Eropa mengatakan mereka kecewa dengan teks tersebut dan memperingatkan bahwa mereka siap untuk melakukan negosiasi yang berkepanjangan, yang diharapkan oleh Jaber akan selesai pada hari Selasa.
"Teks ini tidak cukup. Ada beberapa elemen yang tidak dapat diterima apa adanya," kata juru runding Perancis Agnes Pannier-Runacher.
Teks setebal 21 halaman itu tidak sampai menuntut tindakan terhadap bahan bakar fosil, hanya menyajikan langkah-langkah yang "dapat" diambil oleh negara-negara.
Menteri Iklim Kanada Steven Guilbeault mempermasalahkan kata kerja bersyarat tersebut.
"Ini bukan menu di restoran. Kita harus melakukan semua hal ini," kata Guilbeault, yang termasuk di antara sekelompok menteri yang ditugaskan oleh Jaber untuk menggiring negosiasi, kepada AFP.
Rancangan kesepakatan tersebut mengatakan bahwa negara-negara dapat mengambil tindakan yang mencakup "mengurangi konsumsi dan produksi bahan bakar fosil, dengan cara yang adil, teratur dan merata untuk mencapai titik nol pada, sebelum, atau sekitar tahun 2050 sesuai dengan sains".
Rancangan kesepakatan terbaru ini juga mencakup bahasa yang mirip dengan pernyataan bersama yang dirilis bulan lalu oleh Amerika Serikat dan Cina, dua negara penghasil emisi terbesar di dunia, yang kerja samanya merupakan kunci keberhasilan diplomasi iklim.
Teks COP28 menyerukan untuk mempercepat penyebaran teknologi nol dan rendah emisi, termasuk energi terbarukan, tenaga nuklir, dan CCS, "sehingga dapat meningkatkan upaya menuju substitusi bahan bakar fosil yang terus meningkat dalam sistem energi".
"COP28 sekarang berada di ambang kegagalan total," kata mantan wakil presiden AS Al Gore, yang memenangkan hadiah Nobel perdamaian untuk karyanya dalam perubahan iklim, di X (sebelumnya Twitter).
Ia mengatakan bahwa draf tersebut "seolah-olah OPEC mendiktekannya kata demi kata".
(tim/dmi)