Induk perusahaan TikTok, ByteDance, ketahuan curang dalam kompetisi pengembangan kecerdasan buatan (AI). Mereka menggunakan teknologi OpenAI untuk mengembangkan model bahasa besarnya sendiri (LLM).
Hal tersebut membuat OpenAI menangguhkan akun GPT milik ByteDance. Pasalnya, ketentuan OpenAI melarang penggunaan Output untuk mengembangkan model AI yang bersaing dengan produk mereka, tetapi mengizinkan kategorisasi atau model organisasi.
Menurut sebuah laporan di The Verge, dokumen internal ByteDance mengonfirmasi bahwa "API (Antarmuka Pemrograman Aplikasi) OpenAI telah diandalkan untuk mengembangkan LLM dasarnya".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan tersebut menyebut model ini diberi nama "Project Seed" pada hampir setiap tahap pengembangan, termasuk untuk pelatihan dan evaluasi model.
Percakapan di Lark, platform komunikasi internal ByteDance untuk karyawan, menunjukkan bagaimana cara "menutupi" bukti melalui "desensitisasi data."
ByteDance sendiri belum mengomentari laporan tersebut.
OpenAI sejauh ini sudah menangguhkan akun ByteDance setelah menggunakan GPT untuk melatih model AI-nya sendiri.
Juru bicara OpenAI mengatakan semua pelanggan API harus mematuhi "kebijakan penggunaan kami untuk memastikan bahwa teknologi kami digunakan untuk kebaikan".
"Meskipun penggunaan API kami oleh ByteDance sangat minim, kami telah menangguhkan akun mereka sementara kami melakukan penyelidikan lebih lanjut. Jika kami menemukan bahwa penggunaan mereka tidak mengikuti kebijakan ini, kami akan meminta mereka untuk melakukan perubahan yang diperlukan atau menghentikan akun mereka," ujar juru bicara OpenAI, dikutip dari Indiatimes.
Lebih lanjut, sebuah laporan muncul pada Juni tahun ini bahwa ByteDance sedang menguji coba chatbot bertenaga AI di antara para karyawannya, bergabung dengan raksasa China seperti Alibaba Group Holding dan Baidu, dalam perlombaan untuk membuat ChatGPT versi China.
(lom/dir)