Jakarta, CNN Indonesia --
Setidaknya delapan sesar aktif di Jawa Barat menyimpan potensi gempa bumi yang merusak, terutama di daerah tanah lunak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan sesar atau patahan (fault) merupakan bidang batas antara dua fraksi kulit bumi yang mengalami gerakan relatif. Sesar biasanya merupakan daerah yang relatif lemah, mengalami retakan, atau terdapat celah.
Salah satu sesar yang belakangan ramai disebut adalah Sesar Cileunyi-Tanjungsari, yang memicu gempa dengan Magnitudo 4,8 yang merusak ratusan rumah di Sumedang, Minggu (31/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu bukan satu-satunya sesar aktif (yang terdeteksi belum lama menimbulkan gempa) di wilayah Pasundan. Jabar memiliki setidaknya delapan sesar yang menyimpan potensi gempa.
"Dari sekian banyak struktur sesar yang berkembang di Jawa Barat, ada 6 (enam) struktur regional, yaitu: Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Citarik dan Sesar Lembang. Ke-enam sesar tersebut diduga masih aktif hingga sekarang," demikian dikutip dari Kajian Geofisika: Sebaran Episenter Gempa Bumi Wilayah Jawa Barat Juni 2022 dari BMKG Stasiun Geofisika Bandung.
"Walaupun seluruh sesar tersebut berperan dalam sejarah tektonik di Jawa Barat, namun hingga saat ini penjelasan mengenai mekanisme pembentukan struktur sesarnya masih belum jelas," lanjut keterangan tersebut.
Enam sesar di atas dominan memicu guncangan di Jabar dan sekitarnya. Menurut data gempa per Juni 2022, 27 dari 28 gempa bumi di darat pada periode itu disebabkan oleh aktivitas sesar tersebut.
Dua lainnya adalah Kelurusan Sesar Cileunyi-Tanjungsari dan sesar yang baru terpetakan belakangan, yakni Sesar Cugenang.
Berikut rincian sesar-sesar aktif di Jabar:
Sesar Cimandiri
Sesar Cimandiri merupakan yang paling tua (berdasarkan umur kapur). Sesar ini membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat-Rajamandala, Gunung Tangguban Parahu - Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang.
Secara keseluruhan, jalur sesar ini berarah timur laut-barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring).
Aktivitas sesar ini ditunjukkan dengan terjadinya gempa bumi yang cukup signifikan yaitu pada 1910 di Padalarang, pada 1982 di Cianjur, Rajamandala, dan tahun 1844 di wilayah Cianjur. Gempa signifikan terakhir terjadi pada Senin (21/11) lalu dengan magnitudo M 5,4.
Sesar Baribis
Sesar Baribis merupakan sesar utama di utara Jawa Barat. Dari hasil penafsiran foto udara dan citra land-sat, diketahui di bagian utara dijumpai adanya kelurusan regional yang arahnya barat laut tenggara. Arah kelurusan ini selanjutnya menerus ke arah tenggara.
BMKG menyebut di daerah Kadipaten tepatnya di Desa Baribis ditemukan sejumlah bidang sesar dan struktur sesar minor yang memotong tubuh batu-gamping.
Gempa bumi yang cukup kuat yang bersumber dari sesar ini adalah gempa bumi pada 1862 di Karawang.
Sesar Lembang
Sesar Lembang yang letaknya di utara Bandung membentang sepanjang kurang lebih 30 kilometer dengan arah barat-timur. Sesar ini berjenis sesar mendatar (strike slip) dengan sedikit ada komponen vertikal.
Gawir sesar Lembang dapat diamati dengan baik di daerah Cibodas sekitar 3 kilometer ke arah timur dari Maribaya. Di lokasi ini tampak jelas bahwa gawir sesar Lembang terdiri atas beberapa bidang yang menangga (steep fault).
Walau gawir sesarnya berkembang baik, tidak ditemukan jejak-jejak pergeseran berupa cermin sesar. Salah satu bukti adanya jalur sesar di lokasi ini adalah berkembangnya struktur kekar pada batuan beku andesitik dengan intensitas yang sangat tinggi.
Gempa bumi akibat sesar lembang pernah terjadi pada 28 Agustus 2011 dengan Magnitudo 3.3 pada kedalaman yang sangat dangkal hingga mengakibatkan dampak signifikan.
Saat itu, 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, rusak. Kemudian, terjadi lagi gempa bumi 14 dan 18 Juni 2017.
Sementara itu, aktivitas kegempaan terbaru yang tercatat pada Sesar Lembang terjadi pada tanggal 13 Desember 2021 dengan kekuatan M 2.5.
Sesar baru dan tak terpetakan di halaman berikutnya...
Sesar Citarik
Sesar ini membentang membelah Jawa Barat dari selatan sampai utara, mulai dari Teluk Pelabuhanratu, antara Gunung Salak - Pangrano, Bogor, Jonggol dan berujung di Bekasi.
Sesar Garut Selatan (Garsela)
Sesar ini membentang dari barat daya-timur laut wilayah Garut yang terdiri dari dua segmen. Sesar ini merupakan sesar aktif, ini dibuktikan dengan gempa-gempa yang terjadi, salah satunya pada 2015. Sesar ini menimbulkan ratusan
gempa bumi berkekuatan sangat kecil. Meski kecil, tetapi itu menjadi bukti bahwa Sesar Garsela merupakan sesar yang aktif.
Salah satu gempa yang merusak pernah disebabkan sesar ini pada tanggal 18 Juli 2017 dengan M 3.7 yang menimbulkan kerusakan di sekitar wilayah Kamojang, Garut.
Sesar Cipamingkis
Sesar ini berada di wilayah Sukabumi bagian timur yang berarah barat daya timur laut. Sesar ini juga merupakan sesar aktif, dan dibuktikan dengan aktivitas dari sesar ini pada 2018.
Kala itu, sesar ini merilis puluhan gempa bumi kecil. Beberapa gempa hanya tercatat oleh seismograph, tetapi ada beberapa gempa yang dapat dirasakan juga.
[Gambas:Photo CNN]
Sesar Cugenang
Sesar Cugenang 'ditemukan' usai gempa merusak dengan kekuatan M 5,6 di Cianjur, Senin (21/11/2022). Sebelumnya, BMKG menuding gempa dipicu Sesar Cimandiri.
Berdasarkan analisis citra satelit dan foto udara, BMKG menyebut Sesar Cugenang membentang kurang lebih 9 kilometer dan melintasi paling tidak sembilan desa.
Delapan desa tersebut masuk wilayah Kecamatan Cugenang yakni Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot. Satu desa lainnya, Nagrak, ada di wilayah Kecamatan Cianjur.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Sesar Cugenang tergolong sesar aktif yang rentan mengalami pergeseran dan deformasi.
Karena itu, Dwikorita mengatakan rekolaksi dibutuhkan "sehingga jika terjadi gempabumi kembali di titik yang sama, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materiil."
Selain analisa tersebut, BMKG juga melakukan terhadap Sesar Cugenang.
"Berdasarkan hasil analisis focal mechanism serta memerhatikan posisi episenter gempa utama dan gempa susulan, dapat diketahui bahwa patahan pembangkit gempa bumi Cianjur merupakan patahan baru," kata Daryono.
Penemuan sesar ini menjadikan Indonesia memiliki 295 patahan aktif yang telah diidentifikasi. "Jadi di Indonesia ini sudah identifikasi 295 patahan aktif. Namun patahan Cugenang yang ini belum termasuk yang teridentifikasi. Jadi ini yang baru saja ditemukan atau teridentifikasi," ujarnya.
Sesar Cileunyi-Tanjungsari
Pada Minggu (31/12), Sumedang diguncang rentetan tiga gempa yang dirasakan. Yang terkuat adalah lindu M 4,8 dengan kedalaman 5 km pukul 20.34 WIB.
BMKG mengungkap sumbernya adalah Sesar Cileunyi-Tanjungsari, salah satu sesar aktif di Cekungan Bandung, selain Sesar Lembang.
Majriyono dkk. dari Pusat Survei Geologi, dalam studi bertajuk 'Identifikasi Sesar Aktif Daerah Cekungan Bandung Data Citra Landsat dan Kegempaan', 2008, khusus Cekungan Bandung, mengatakan Kelurusan Sesar Cileunyi-Tanjungsari mengarah ke timur laut-barat daya.
Dua pusat gempa yang diduga dipicu oleh aktivitas sesar ini terletak di bagian barat laut, sehingga sesar ini diperkirakan mempunyai kemiringan ke arah barat laut. Gaya utama berarah timur laut-barat daya, sehingga sesar ini merupakan tipe sesar mendatar mengiri.
[Gambas:Infografis CNN]
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, dalam siaran persnya, mengungkap sebaran Sesar Cileunyi-Tanjungsari, yakni mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles.
Nilai laju gesernya, kata dia, berkisar antara 0,19-0,48 milimeter per tahun.
Majriyono dkk. mengungkapkan aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari di masa lalu pernah menimbulkan gempa bumi Tanjungsari 19 Desember 1972 dengan kekuatan 4,9 SR.
Meski begitu, Majroyono dkk mengungkap Cekungan Bandung pada dasarnya punya lima sesar aktif, termasuk Cileunyi-Tanjungsari dan Lembang.
"Setidaknya ada lima kelurusan di sekitar Cekungan Bandung yang dapat dipandang sebagai sesar aktif yang diindikasikan dengan adanya akumulasi stress yang berupa kejadian gempa," tulis Majriyono dkk.
Tiga sesar lainnya adalah Kelurusan Sesar Cicalengka (arah timur laut-barat daya, hampir secajar kelurusan Cileunyi-Tanjungsari, memanjang dari selatan Cicalengka hingga lereng timur Gunung Malabar).
Kelurusan Sesar Jati (hampir berarah utara-selatan sebelah utara Soreang); dan Kelurusan sesar Legok Kole (berara barat laut-tenggara, pegunungan sebelah barat Soreang).