Perusahaan teknologi China mengklaim berhasil memecahkan enkripsi AirDrop, fitur berbagi data nirkabel milik Apple, untuk mengidentifikasi penggunanya.
Biro Kehakiman kota Beijing mengatakan perusahaan itu adalah Wangshendongjian Technology.
Mereka mengklaim dapat membantu polisi melacak orang-orang yang menggunakan layanan tersebut untuk mengirimkan "informasi yang tidak pantas" kepada orang-orang yang lewat di kereta bawah tanah Beijing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biro tersebut telah mengidentifikasi nomor ponsel dan alamat email para pengirim sebagai bagian dari investigasi setelah adanya pengaduan, kata departemen tersebut. Beberapa tersangka telah diidentifikasi, katanya, tanpa memberikan rincian tentang sifat dari pesan-pesan tersebut.
AirDrop telah dituding sebagai penyebab dari pesan-pesan yang meresahkan yang diterima oleh beberapa penumpang kereta bawah tanah dan bus di kota-kota di Cina.
Fungsi berbagi file wireless ini juga dilaporkan digunakan oleh pengunjuk rasa untuk menyebarkan pesan anonim yang mengkritik pemerintah China dalam beberapa bulan terakhir 2022.
Wangshendongjian Technology "menerobos kesulitan teknis pelacakan anonim melalui AirDrop" yang "mencegah penyebaran lebih lanjut dari komentar yang tidak pantas dan potensi pengaruh buruk," kata departemen tersebut, mengutip CNN.
Sampai saat ini, Apple belum memberikan komentar terkait hal tersebut.
Menurut laporan berbagai media internasional, beberapa penduduk di China menggunakan AirDrop, yang hanya dapat digunakan di antara perangkat Apple, untuk menyebarkan selebaran dan gambar yang menggemakan slogan-slogan yang digunakan dalam protes terhadap Presiden China Xi Jinping pada Oktober 2022.
Pada 2019, AirDrop, yang hanya efektif untuk jarak pendek, sangat populer di kalangan demonstran anti-pemerintah di Hong Kong.
Mereka secara teratur menggunakan fitur ini untuk mengirim poster warna-warni dan karya seni kepada penumpang kereta bawah tanah yang mendesak mereka untuk ikut serta dalam protes.
Pada November 2022, tak lama setelah protes terhadap Xi, Apple mulai membatasi berbagi AirDrop dengan non-kontak untuk perangkat di China, yang mempersulit pengguna untuk berbagi file dengan orang yang tidak mereka kenal. Fitur itu kemudian diperluas secara global.
(dmi/arh)