Suhu bumi tahun 2024 diprediksi lebih panas dibanding tahun 2023. Hal ini terjadi akibat pengaruh El Nino.
Organisasi Meteorologi Dunia PBB (WMO) mengatakan, rekor suhu bulanan baru terjadi antara Juni dan Desember. Pola tersebut diprediksi akan terus berlanjut karena fenomena cuaca El Nino yang memanas.
Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo memperingatkan bahwa El Nino, yang muncul pada pertengahan 2023, kemungkinan akan semakin memanas pada tahun 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juli dan Agustus tahun lalu adalah dua bulan terpanas yang pernah tercatat. Hal ini juga secara resmi mengonfirmasi bahwa tahun 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat.
"Mengingat El Nino biasanya memiliki dampak terbesar terhadap suhu global setelah mencapai puncaknya, maka tahun 2024 bisa menjadi lebih panas lagi," ujar Saulo, melansir AFP.
Saulo mengatakan, perubahan iklim kini menjadi tantangan terbesar yang dihadapi penduduk Bumi.
Laporan WMO pada November lalu menemukan bahwa konsentrasi tiga gas rumah kaca utama yang memerangkap panas mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022. Data menunjukkan konsentrasi tersebut terus meningkat pada tahun 2023.
"Perubahan iklim semakin meningkat, dan ini jelas disebabkan oleh aktivitas manusia," ujarnya.
Sebelumnya, laporan pemantau iklim Uni Eropa Copernicus Climate Change Service (C3S) mencatat tahun 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Peningkatan suhu bumi pada tahun 2023 hampir melewati ambang batas kritis 1,5 derajat Celcius.
"Suhu pada tahun 2023 kemungkinan besar melebihi suhu pada periode mana pun setidaknya dalam 100 ribu tahun terakhir," ujar Wakil Kepala Layanan Perubahan Iklim Copernicus Samantha Burgees, mengutip AFP.
Copernicus juga meramalkan bahwa periode 12 bulan yang berakhir pada Januari atau Februari 2024 akan melebihi 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.
(asr/asr)