Muncul di Wilayah RI, Simak Dampak Siklon Tropis Anggrek
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap kemunculan Siklon Tropis Anggrek di wilayah Indonesia. Cek dampaknya untuk Indonesia.
BMKG dalam informasi yang diunggah dalam akun Instagram-nya, menjelaskan Siklon Tropis Anggrek terpantau di Samudera Hindia barat daya Bengkulu di sekitar 9,4 derajat Lintang Utara dan 93,3 derajat Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimal 35 knot dan tekanan udara minimum 1.000 hPa.
"Diperkirakan intensitas Siklon Tropis Anggrek meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah timur," demikian keterangan BMKG.
Kemudian, apa dampak kemunculan Siklon Tropis Anggrek itu?
Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG menjelaskan pihaknya mengidentifikasi Siklon Tropis Anggrek terbentuk di sekitar Samudera Hindia sebelah barat daya, di sisi lain Bibit Siklon 99S terbentuk di sekitar Utara Australia pada Selasa (16/1).
Menurut Guswanto, kemunculan dua siklon tersebut dan sejumlah fenomena regional yang terjadi dapat memicu potensi hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia.
"Mencermati perkembangan dinamika atmosfer lain selain sistem Siklon Tropis Anggrek dan Bibit Siklon 99S di atas, dapat diidentifikasi adanya fenomena lain yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, yaitu Madden Julian Oscillatin (MJO) yang mulai aktif di wilayah Indonesia dan disertai dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Wave," kata Guswanto, mengutip Antara.
"Selain itu, penguatan aliran Monsun Asia Musim Dingin cukup berkontribusi juga untuk memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan," imbuhnya.
Tidak hanya itu, BMKG juga mengungkap siklon tropis itu memicu gelombang tinggi di sejumlah daerah.
Pertama, gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di Samudera Hindia sebelah barat Kepulauan Nias, Perairan Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan.
Kedua, gelombang tinggi 2,5-4 meter di Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Kepulauan Enggano, dan Samudera Hindia selatan Banten.
Badan Meteorologi Australia (BoM) mengungkapkan Siklon Tropis Anggrek (04U) itu perlahan berkembang ke arah barat laut Kepulauan Cocos (Keeling), Australia.
Intensitasnya termasuk kategori 1 dengan kecepatan angin berkelanjutan di dekat pusat mencapai 75 kilometer per jam dengan hembusan angin hingga 100 kilometer per jam.
Saat ini, BoM mengungkap lokasi badai siklon berjarak 455 kilometer barat laut Pulau Cocos dan 1.460 kilometer barat daya Jakarta.
"Gerakan: bergerak lambat."
BoM memprediksi Siklon Tropis Anggrek akan meningkat secara perlahan dalam 24 jam ke depan. Pada Rabu (17/1), Siklon Tropis Anggrek akan mulai bergerak ke selatan dan diperkirakan akan melewati barat Kepulauan Cocos (Keeling) pada akhir pekan ini.
"Selama akhir pekan terdapat banyak variasi dalam potensi pergerakan, namun sistem ini kemungkinan besar akan melemah ketika masih terletak di sebelah barat Kepulauan Cocos (Keeling)," kata BoM.
Bahayanya berupa angin kencang dengan hembusan angin yang merusak dengan kecepatan 120 km per jam. Hal ini diprediksi dapat terjadi pada Rabu (17/1) malam, "namun lebih mungkin terjadi pada Kamis."
"Curah hujan kemungkinan akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya sistem ini pada hari Rabu dan Kamis," imbuh BoM.
Lembaga ini juga memperingatkan gelombang laut "yang ganas dan besar" yang terjadi di utara.
"Karena pergerakan Anggrek yang lambat, dampak gelombang besar dapat berlangsung selama beberapa hari," tandas BoM.
(tim/dmi)