Bibit Siklon Tropis 98S resmi berubah jadi Siklon Tropis Anggrek usai intensitasnya yang makin membesar. Daerah mana saja yang terdampak?
Perubahan itu berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di akun Instagram-nya per Selasa (16/1) pukul 01.00 WIB.
BMKG mengungkap Siklon Tropis Anggrek terpantau di Samudera Hindia barat daya Bengkulu di sekitar 9,4 derajat Lintang Utara dan 93,3 derajat Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimal 35 knot dan tekanan udara minimum 1.000 hPa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diperkirakan intensitas Siklon Tropis Anggrek meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah timur," demikian keterangan lembaga tersebut.
BMKG mengungkap siklon tropis itu memicu gelombang tinggi di sejumlah daerah.
Pertama, gelombang setinggi 1,25–2,5 meter di Samudera Hindia sebelah barat Kepulauan Nias, Perairan Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan.
Kedua, gelombang tinggi 2,5–4 meter di Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Kepulauan Enggano, dan Samudera Hindia selatan Banten.
Lihat Juga : |
Sebelum menjadi siklon tropis, Bibit Siklon Tropis 98S per 15 Januari 07.00 WIB masih berada di barat daya Sumatra di Samudra Hindia dengan kecepatan angin di pusatnya 20–25 knot.
Badan Meteorologi Australia (BoM) mengungkapkan Siklon Tropis Anggrek (04U) itu perlahan berkembang ke arah barat laut Kepulauan Cocos (Keeling), Australia.
Intensitasnya termasuk kategori 1 dengan kecepatan angin berkelanjutan di dekat pusat mencapai 75 kilometer per jam dengan hembusan angin hingga 100 kilometer per jam.
Saat ini, BoM mengungkap lokasi badai siklon berjarak 455 kilometer barat laut Pulau Cocos dan 1.460 kilometer barat daya Jakarta.
"Gerakan: bergerak lambat."
BoM memprediksi Siklon Tropis Anggrek akan meningkat secara perlahan dalam 24 jam ke depan. Pada Rabu (17/1), Siklon Tropis Anggrek akan mulai bergerak ke selatan dan diperkirakan akan melewati barat Kepulauan Cocos (Keeling) pada akhir pekan ini.
"Selama akhir pekan terdapat banyak variasi dalam potensi pergerakan, namun sistem ini kemungkinan besar akan melemah ketika masih terletak di sebelah barat Kepulauan Cocos (Keeling)," kata BoM.
Bahayanya berupa angin kencang dengan hembusan angin yang merusak dengan kecepatan 120 km per jam. Hal ini diprediksi dapat terjadi pada Rabu (17/1) malam, "namun lebih mungkin terjadi pada Kamis."
"Curah hujan kemungkinan akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya sistem ini pada hari Rabu dan Kamis," imbuh BoM.
Lembaga ini juga memperingatkan gelombang laut "yang ganas dan besar" yang terjadi di utara.
"Karena pergerakan Anggrek yang lambat, dampak gelombang besar dapat berlangsung selama beberapa hari," tandas BoM.
(tim/arh)