Pengembang game Agate mengaku akan lebih fokus kepada game yang bisa dimonetisasi daripada game yang banyak diunduh seperti game ber-genre hypercasual.
"Game hypercasual paling gedenya itu di download-nya, bukan di monetisasinya. Kalau di karakteristik dari strategi kita ke depan, kita menarget tipe yang monetisasinya tinggi daripada yang download-nya tinggi," ujar Chief Strategy Officer of Agate Cipto Adiguno di kantor Agate, Bandung, Selasa (16/1).
Game hypercasual adalah jenis video games yang sangat sederhana dan dirancang oleh pengembang untuk dimainkan dalam waktu singkat, biasanya hanya beberapa detik hingga beberapa menit. Beberapa contoh game hypercasual yang ada di perangkat mobile di antaranya Subway Surfers dan Temple Run.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data.AI sebelumnya merilis laporan State of Mobile 2024 yang salah satunya memuat tren di industri gaming. Genre hypercasual menjadi tiga teratas genre paling banyak diunduh, mencakup game hypercasual berjenis puzzle, action, dan simulasi. Game hypercasual puzzle bahkan diunduh sebanyak 4 juta kali.
Sementara itu, dalam laporan yang sama, game yang paling atas dalam hal monetisasi adalah game bergenre strategi dan RPG dengan masing-masing mencatatkan pendapatan US$8 miliar dan US$7 miliar.
Lebih lanjut, Cipto menyampaikan pilihan genre game yang dikembangkan perusahaannya sejalan dengan strategi pengembang asal Bandung, Jawa Barat ini.
"Target partner dan audiens kita itu adalah mereka yang butuh konten terus-terusan, dan mereka baru bisa bikin konten ketika mereka bisa monetize kan" tutur Cipto.
Salah satu strategi Agate di 2024 menghadirkan unit bisnis baru bernama Vertx Break yang fokus pada pembuatan 3D Stylized Art berkualitas tinggi dan game-ready dengan target utama game developer skala AA di pasar industri game Eropa.
Vertx Break disebut akan fokus untuk menghasilkan 3D Stylized Art berkualitas tinggi dengan menyediakan layanan 3D Character, 3D Equipment & Outfit, 3D Environment Props, dan 3D Hard Surface.
Vertx Break mengembangkan bisnisnya melalui inovasi kreativitas yang dimiliki oleh para talent serta keahlian teknis dengan visi artistik yang memanfaatkan pengalaman Agate dalam membuat sejumlah game menggunakan Unreal Engine dan Unity. Kombinasi ini memungkinkan Vertx Break menghasilkan karya-karya yang tidak hanya bagus secara visual, tetapi juga siap diaplikasikan ke produk game secara keseluruhan.
"Kami melihat tahun ini sebagai tahun rebound bagi industri game, sehingga membawa peluang luar biasa untuk terus memperkuat posisi Agate sebagai global game development partner yang andal. Untuk mendukung upaya ini, dengan bangga kami memperkenalkan sub-brand terbaru Agate, yaitu Vertx Break, solusi untuk menciptakan pengalaman gaming yang imersif melalui visual berkualitas tinggi," tutur Cipto.
Pasar video game global diproyeksikan akan mencapai pendapatan sebesar US$282,30 miliar yang mengalami peningkatan 13 persen, serta diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,76 persen (YoY) antara tahun 2024 dan 2027.
Selain itu, Agate memprediksi beberapa aspek yang akan tumbuh dalam sektor industri game tahun ini, diantaranya franchise games yang akan terus mendominasi; kemungkinan adanya konsol baru yang akan memasuki pasar sehingga dapat membuka banyak peluang baru bagi para pengembang game di seluruh dunia; serta penggunaan Artificial intelligence (AI) yang dapat membantu mempercepat proses pengembangan game.
(tim/dmi)