Hujan lebat diprakirakan masih akan konsisten di semua wilayah Pulau Jawa, termasuk Jakarta, setidaknya hingga Sabtu depan.
"Berdasarkan analisis dan pemantauan data cuaca, BMKG mengidentifikasi adanya potensi cuaca ekstrem berupa peningkatan intensitas curah hujan di sekitar wilayah Jawa," demikian menurut Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto, dalam siaran pers, Jumat (19/1).
Hal ini melanjutkan tren 24 jam terakhir hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena itu terdeteksi terjadi di Sleman, Yogyakarta (102,7 mm per hari), Cilacap, Jawa Tengah (94,4 mm per hari), Sangkapura, Jawa Timur (71,9 mm per hari), dan Cengkareng, DKI Jakarta (55 mm per hari).
Untuk sepekan ke depan, tren cuaca ekstrem itu diprediksi berlanjut secara merata di Jawa. Berikut daftar daerahnya:
Periode 20–23 Januari
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
Periode 24-26 Januari
- Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
Apa pemicu fenomena ini?
Guswanto menyebut kondisi tersebut dipicu oleh sejumlah faktor.
Pertama, menguatnya aktivitas Monsun Asia (angin pembawa hujan dari Benua Asia) yang disertai potensi Seruakan Dingin (aliran massa udara dingin dari Siberia).
"Sehingga dapat menyebabkan adanya peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan sebelah selatan ekuator," kata dia.
Kedua, aktifnya gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah. Hal ini memicu potensi peningkatan awan hujan.
Ketiga, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Laut Jawa dan Pulau Jawa bagian barat hingga bagian tengah.
Fenomena ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah di sekitar Australia dan di Samudra Pasifik tenggara Papua.
"BMKG menghimbau kepada masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan," imbau Guswanto.
Guswanto juga mewanti-wanti soal potensi banjir rob dan gelombang tinggi di sejumlah pesisir.
BMKG memprakirakan terjadi peningkatan tren ketinggian pasang untuk wilayah Jakarta hingga lebih dari 1 meter pada 21–27 Januari. Sementara, ambang batas (threshold) banjir rob utara Jakarta di atas 1 meter.
Hal ini bersamaan juga dengan fase Bulan baru pada 11 Januari 2024.
"Untuk wilayah perairan utara Jakarta tidak ada potensi gelombang tinggi lebih dari 1.25 meter. Potensi gelombang dengan tinggi 1.25 - 2.5 meter terpantau di Laut Jawa bagian barat, sebagian Perairan Kep. Seribu, Perairan utara Jawa Barat," tutur dia.
(tim/arh)