Deret Wilayah Berpotensi Cuaca Ekstrem Pekan ini, Jawa Masih Lebat

CNN Indonesia
Selasa, 23 Jan 2024 09:00 WIB
Hujan sedang hingga lebat diprakirakan masih mendominasi Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa. Simak faktor penyebabnya.
Ilustrasi. Siapkan payung Anda buat menghadapi potensi hujan lebat pekan ini. (Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cuaca ekstrem diprediksi melanda mayoritas wilayah Indonesia, termasuk Pulau Jawa, dalam sepekan ke depan imbas beberapa faktor atmosfer, termasuk siklon tropis.

Hal itu terungkap dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 23–29 Januari dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"PERINGATAN DINI: Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya," menurut BMKG.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohontumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan," imbuh keterangan tersebut.

Berikut daftar lengkap wilayah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem:

23–24 Januari

Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur;

Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

25–26 Januari

Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

27–29 Januari

Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat dan Papua.

Pemicu hujan lebat

BMKG merinci sejumlah faktor yang berpengaruh pada peningkatan curah hujan yang signifikan di RI.

Pertama, gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) aktif pada kuadran 5 (benua maritim), menunjukkan kondisi yang cukup signifikan terhadap peningkatan curah hujan.

Kedua, gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan aktif di wilayah Aceh, Papua Barat, dan Papua dalam sepekan ke depan.

Ketiga, gelombang atmosfer Kelvin aktif di Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Papua Barat, dan Papua.

"Faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut."

Keempat, Siklon Tropis Anggrek yang terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu. Kecepatan angin maksimum mencapai 35 knots, tekanan 999 hPa, dan pergerakan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

Siklon tropis ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar siklon tropis, serta menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di sekitar siklon tropis.

Kelima, Sirkulasi Siklonik terpantau di Samudera Hindia barat Sumatra Utara dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua Barat.

Fenomena ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Teluk Thailand hingga Selat Malaka, dan Samudera Pasifik utara Papua hingga Papua Barat.

Daerah konvergensi lain terpantau memanjang di Kalimantan Utara hingga Selat Makassar, Laut Jawahingga Laut Banda, Laut Arafuru hingga Perairan utara Australia dan Laut Timor.

Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau berada dari Laut Jawa hingga Laut Banda, dan Laut Sawu hingga Laut Timor.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis/bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut," menurut BMKG.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER