BMKG Ungkap RI Masih Hujan di Awal Februari, Cek Daftar Daerah 'Basah'

CNN Indonesia
Selasa, 30 Jan 2024 06:42 WIB
Hujan masih berpotensi mengguyur sejumlah wilayah Indonesia hingga awal Februari imbas Angin Monsun Asia hingga gelombang atmosfer.
Ilustrasi. BMKG mengungkap hujan masih berpotensi mengguyur sejumlah wilayah Indonesia hingga awal Februari. (Foto: Unsplash/Iren Petrova)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap hujan masih berpotensi mengguyur sejumlah wilayah Indonesia hingga awal Februari. Simak penjelasannya.

Lewat keterangan dalam laman resminya, BMKG mengatakan bahwa berdasarkan analisis dan pemantauan data cuaca terkini, BMKG mengidentifikasi potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat "masih dapat terjadi di beberapa wilayah Indonesia".

"Mencermati hasil analisis dinamika atmosfer terkini, potensi hujan dengan variasi intensitas yang beragam di wilayah Indonesia diprediksi masih dapat terjadi hingga memasuki periode awal bulan Februari 2024," demikian tulis BMKG dalam laman resminya, Senin (29/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BMKG mengungkap ada tiga faktor yang memicu kondisi tersebut.

Pertama, aktivitas Monsun Asia yang disertai potensi seruakan dingin sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.

Kedua, masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah turut memicu pembentukan awan hujan.

Ketiga, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di selatan ekuator sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.

BMKG mengungkap daftar daerah yang berpotensi hujan dengan intensitas lebat di wilayah Indonesia. Berikut rinciannya:

Periode 29 Januari-1 Februari 2024

- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatra Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Papua Barat
- Papua

Periode 2-4 Februari 2024

- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatra Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Papua Barat
- Papua

BMKG pun mengimbau masyarakat dan instansi terkait agar tetap mewaspadai potensi hujan yang disertai kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan.

"Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang," tulis BMKG.

Beda dari BRIN

Sebelumnya, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan mengatakan musim hujan kemungkinan hanya bertahan sampai akhir Januari. Ia menyebut ada peran fenomena El Nino yang kini masih eksis dan bisa meredam curah hujan.

"Musim hujan mestinya Desember, Januari, dan Februari (DJF), sepertinya tidak sampai Februari hujannya sudah habis karena El Nino itu berawal bulan Mei 2023 dan akan berakhir pada Mei 2024," ujar Eddy awal Januari lalu.

Eddy menjelaskan fenomena hujan yang sekarang turun di berbagai wilayah Indonesia dipengaruhi oleh Monsun Asia atau angin barat. Angin musim yang bersifat periodik itu membawa air dari Siberia, Jepang, Hongkong, hingga Vietnam ke Indonesia dan menciptakan hujan.

Menurut dia Monsun Asia lebih dominan ketimbang El Nino moderat yang sekarang sedang berlangsung yang membuat hujan masih bisa turun di daerah selatan Indonesia, seperti Pulau Sumatra bagian timur dan Pulau Jawa.

"Walaupun El Nino tidak kuat tetap ada efek mengurangi jumlah curah hujan yang akan masuk ke Indonesia," kata dia. 

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER