Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah daerah bakal mengalami hujan dengan intensitas rendah dan berpotensi mengalami kekeringan panjang pada tahun 2024. Di mana saja wilayahnya?
BMKG, dalam 'Pandangan Iklim 2024' yang dirilis awal tahun ini, menyebutkan curah hujan tahunan 2024 diprediksi akan berkisar lebih dari 2.500 mm per tahun. Kondisi ini umumnya sama dengan normalnya.
Namun, ada sejumlah daerah yang diprediksi akan mengalami hujan tahunan di bawah normal, yakni Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Tengah, sebagian Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Timur, dan sebagian Kecil Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun hanya sebagian kecil wilayah Indonesia yang mengalami hujan tahunan di bawah normal, namun tetap harus diwaspadai wilayah yang akan mengalami kondisi hari tanpa hujan yang berkepanjangan terutama di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," demikian tulis BMKG, dikutip Selasa (30/1).
Selain kekeringan yang terjadi di wilayah tersebut, BMKG juga mewanti-wanti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama di Sumatra dan Kalimantan yang berpotensi lebih besar dibandingkan dengan periode 2020-2022 yang kemaraunya bersifat atas normal (lebih basah).
BMKG juga memprediksi suhu permukaan pada tahun 2024 akan lebih hangat dibanding normalnya.
Dalam laporan itu, BMKG menyebut kondisi anomali suhu udara permukaan rata-rata bulanan di wilayah Indonesia mulai Januari-Desember 2024 diprediksi akan mengalami anomali antara +0,23 °C hingga +0,36 °C (dengan rata-rata sebesar 0,3 °C) lebih hangat dibanding periode 1991-2020.
Namun demikian, menurut BMKG kondisi suhu permukaan yang diprediksi menghangat itu tidak akan sampai pada fenomena gelombang panas.
"Cukup kecil kemungkinan terjadi fenomena gelombang panas (heatwave) di wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan wilayah kita dikelilingi oleh lautan dan memiliki kelembapan udara tinggi sehingga sulit terjadi heatwave di wilayah kepulauan Indonesia," demikian keterangan BMKG.
Lantas, apa penyebabnya?
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, hingga akhir Desember 2023, secara umum anomali suhu muka laut (SST) di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan kondisi El Nino moderat dengan indeks bernilai +1,9.
Kemudian, anomali SST di Samudera Hindia menunjukkan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) positif dengan indeks dipole bernilai +0,9.
Sementara itu, perairan Indonesia secara umum menunjukkan kondisi suhu muka laut yang lebih hangat dengan nilai anomali +2,0°C dengan pengecualian wilayah sisi barat Sumatera bagian selatan dengan nilai anomali -2,0°C karena fenomena IOD Positif.
Prediksi indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan IOD juga menunjukkan bahwa ENSO akan berada pada kisaran anomali +1,39 sampai +0,06.
"Atau disebut sebagai fase El Nino Moderat hingga Netral," tulis BMKG.
Pada Januari-Februari-Maret 2024, ENSO berada pada fase El Nino Lemah dengan indeks ENSO +0,94. Indeks tersebut kemudian melemah hingga +0,46 (netral) pada Maret-April-Mei dan bertahan pada fase netral hingga akhir tahun 2024.
"Namun demikian, terdapat juga peluang kecil bahwa ENSO akan berkembang menjadi fase La Nina pada semester kedua 2024," ujar BMKG.
 Ancaman global 10 tahun ke depan (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia) |
Daftar daerah di halaman selanjutnya...
BMKG membandingkan prediksi curah hujan 2024 dengan curah hujan normal (periode 1991-2020) dan 2023.
Hasilnya, 2024 bakal lebih basah di mayoritas bulannya, kecuali Maret yang diprediksi sama dengan Maret 2023, Juli yang diprakirakan lebih kering dari Juli 2023, dan Desember yang belum ada perbandingannya dengan 2023.
Sementara, perbandingan curah hujan 2024 dengan curah hujan normal adalah sebagai berikut:
Januari
Curah hujan cenderung normal.
Wilayah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal antara lain Lampung bagian selatan, Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian NTT, Kalimantan Utara bagian tengah, Kalimantan Timur bagian utara, Maluku Utara bagian utara, dan Papua bagian tengah.
Februari
Curah hujan cenderung normal.
Daerah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal adalah Aceh bagian utara, Sumatra Utara bagian utara, sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Yogyakarta, sebagian NTT, Sulawesi Tengah bagian utara, Maluku Utara bagian utara, dan Papua bagian tengah.
Maret
Curah hujan cenderung normal. Wilayah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal ialah Aceh bagian utara, Sumatra Utara bagian utara, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian NTT, Kalimantan Timur bagian utara, Sulawesi Tengah bagian utara, dan Papua bagian tengah.
April
Curah hujan cenderung lebih tinggi dari normal. Wilayah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal ialah sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Jawa Barat, dan sebagian kecil Papua.
Mei
Curah hujan cenderung normal. Wilayah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal adalah sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian NTT, dan sebagian kecil Papua.
Juni
Curah hujan cenderung normal. Wilayah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal ialah sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian NTT, Sulawesi Selatan bagian selatan, dan Papua bagian selatan.
[Gambas:Photo CNN]
Juli
Curah hujan cenderung normal.
Daerah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal adalah sebagian Lampung, sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan, Maluku bagian selatan, sebagian Papua Barat dan Papua bagian utara.
Agustus
Curah hujan cenderung normal.
Daerah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal antara lain Sumatra bagian selatan, Jawa bagian utara, Bali bagian utara, Kalimantan bagian selatan, sebagian NTB, sebagian NTT, Maluku, sebagian Maluku, sebagian besar Papua Barat, dan Papua bagian selatan.
September
Curah hujan cenderung normal. Daerah yang diprediksi curah hujannya di bawah normal adalah Sumatra bagian selatan, sebagian NTT, sebagian kecil Kalimantan Tengah, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua Barat, dan Papua bagian selatan.
Oktober
Curah hujan cenderung lebih rendah dari normal, kecuali Aceh bagian utara, Sumatra Barat bagian tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, sebagian kecil Sulawesi, dan Papua bagian utara yang diprediksi curah hujan di atas normal.
November
Cenderung lebih rendah dari normal, kecuali Sumatra Barat bagian selatan, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, Sulawesi bagian tengah, Maluku bagian barat, Papua Barat bagian timur, dan Papua bagian utara yang diprediksi curah hujan di atas normal.
Desember
Cenderung bawah normal hingga normal, kecuali Jambi bagian utara, Sulawesi Tengah bagian selatan, Sulawesi Selatan bagian tengah, dan Papua Barat bagian utara yang diprakirakan curah hujan di atas normal.
[Gambas:Video CNN]