Drone Emprit menyebut sebagian besar netizen di berbagai platform antisipatif terkait kesalahan Sirekap dalam mengunggah data dari tempat pemungutan suara (TPS).
Hal itu merupakan hasil pantauan analis media sosial itu di sejumlah platform pada 14 hingga 15 Februari.
Sirekap, yang adalah kependekan dari Sistem Informasi Rekapitulasi, merupakan aplikasi untuk mendokumentasikan formulir hasil penghitungan suara di TPS. Data di aplikasi ini bukan hasil perhitungan suara akhir resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Drone Emprit mengungkap tiga jenis emosi teratas yang tertangkap di Twitter, TikTok, dan YouTube ialah Anticipation (Antisipasi), Anger (Marah), dan Surprise (Kaget).
Pertama, Anticipation. Ini terkait dengan narasi netizen yang ingin hasil pemilu yang akurat dan adil, hingga soal permintaan audit dan transparansi Sirekap. Angkanya mencapai 16.400 unggahan.
Kedua, Anger, "atau marah juga sangat tinggi."
Drone Emprit menyebut ini terkait kegagalan OCR atau sistem pengenalan karakter optik pada aplikasi Sirekap; dugaan Sirekap dimanipulasi untuk memenangkan paslon nomor urut 2; kesal pada KPU yang memakai Sirekap yang masih banyak masalah; serta frustasi akses Sirekap.
Lihat Juga : |
Unggahan dengan emosi jenis ini mencapai 12.200.
Ketiga, 'Surprise'. Drone Emprit menyebut netizen terkejut dengan tingginya perbedaan angka di form C1 dan bacaan Sirekap.
Selain itu, emosi ini terkait hasil bacaan OCR yang tidak realistis, jauh dari aslinya; curiga ada kecurangan sistematis; terkejut pengembangan Sirekap yang buruk; hingga heran dengan KPU yang kurang responsif.
Unggahan dengan emosi jenis ini mencapai 6.000.
Ada pula emosi 'Joy' (Senang) di peringkat keempat dengan 4.100 unggahan.
Kekesalan warga pada Sirekap ini terkait perbedaan data pemilihan di situs real count KPU, Pemilu24, dengan data di aplikasi Sirekap yang merupakan hasil unggah foto data TPS (formulir C1 Plano).
Salah satu contohnya TPS di Lampung yang sempat 3,5 juta suara untuk pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Imbasnya, suara paslon ini naik menjadi 31,9 persen.
Sempat senang sesaat, para pendukung berteriak usai tiba-tiba ada penurunan angka jadi 25,4 persen hanya dalam tempo beberapa menit.
Medsos pun dibanjiri sentimen negatif. Di Twitter, sentimen negatif terhadap Sirekap mencapai 85 persen, di TikTok 70 persen, YouTube 90 persen.
Chairman Lembaga Riset Keamanan SiberCISSREC Pratama Persadha menyebut kesalahan pada Sirekap ini terkait dengan ketiadaan fitur pengecekan kesalahan terhadap entry data.
Terkait kasus Sirekap ini, Ketua KPU Hasyim Asy'ari menyatakan, "Kami mohon maaf kalau hasilnya pembacaannya kurang sempurna."
"Tidak ada niat manipulasi, tidak ada niat untuk mengubah-ubah hasil suara. Karena pada dasarnya formulir C Hasil yang plano diunggah apa adanya," ujar dia.
(tim/arh)