Perkiraan Awal Ramadan BMKG Ungkap Potensi Perbedaan, Cek Analisisnya

CNN Indonesia
Senin, 26 Feb 2024 09:54 WIB
BMKG memaparkan prakiraan kondisi hilal penentu awal Ramadhan 2024. Simak analisisnya berikut.
Ilustrasi. BMKG paparkan kondisi hilal penentu awal Ramadhan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap kondisi bulan sabit tipis atau hilal yang menjadi penentu awal bulan Ramadhan 1445 Hijriah di Indonesia. Ada potensi beda?

Penentu awal bulan hijriah, termasuk Ramadhan, versi Kementerian Agama dan Nahdlatul Ulama memakai kriteria Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Patokan utamanya adalah hilal punya ketinggian 3 derajat dan elongasi atau jarak sudut Bulan-Matahari 6,4 derajat. Di bawah angka-angka itu, belum dianggap masuk bulan hijriah baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengukuran terhadap kondisi hilal ini bisa dilakukan jauh-jauh hari berdasarkan hitungan astronomi. Namun, Kemenag memverifikasinya lewat pengamatan di lapangan sehari sebelum tanggal yang diduga kuat sebagai awal Ramadhan dan mengesahkannya dalam sidang isbat.

Jika memenuhi kriteria MABIMS pada saat pengamatan di sore hari, maka esok harinya sudah diperhitungkan sebagai bulan hijriah baru. 

Untuk kondisi hilal Ramadhan 2024 sendiri, BMKG mengungkap sejumlah prediksi.

Dalam kajian bertajuk 'Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadan 1445 H', BMKG mengungkap kondisi hilal masih di bawah standar MABIMS untuk 10 Maret dan sudah memenuhi kriteria untuk 11 Maret.

Berikut rinciannya:

Ketinggian hilal

BMKG mengungkap ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret, berkisar antara 0,33 derajat di Jayapura, Papua, sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatra Barat.

Sementara, ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret berkisar antara 10,75 derajat di Merauke, Papua, sampai dengan 13,62 derajat di Sabang, Aceh.

Elongasi

Jarak sudut Bulan-Matahari di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret antara 1,64 derajat di Denpasar, Bali, sampai dengan 2,08 derajat di Jayapura, Papua.

Sementara, elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret, berkisar antara 13,24 derajat di Jayapura, Papua, sampai dengan 14,95 derajat di Banda Aceh, Aceh.

Umur Bulan

BMKG mengungkap umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret berkisar antara -0,15 jam di Waris, Papua, sampai dengan 2,84 jam di Banda Aceh, Aceh.

Umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 23,84 jam di Waris, Papua, sampai dengan 26,84 jam di Banda Aceh, Aceh.

Hargai perbedaan

Kondisi hilal di 10 dan 11 Maret ini membuka kemungkinan perbedaan penetapan awal Ramadhan 1445 Hijriah di Indonesia.

Sebelumnya, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H pada Senin, 11 Maret, berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.

"Di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M," bunyi surat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Berbeda dengan Kemenag dan Nahdaltul Ulama, Muhammadiyah memiliki patokan bulan baru hijriah berdasarkan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal (kondisi peredaran Bulan, Bumi, dan Matahari yang sebenarnya), bukan hisab 'urfi (peredaran rata-rata).

Penetapan itu didasarkan pada proses ijtimak (Bumi, Bulan, dan Matahari berada pada posisi garis bujur yang sama, tanda satu putaran penuh) atau konjungsi.

Alhasil, mengutip situs Muhammadiyah, seberapa pun tingginya (meskipun hanya 0,1 derajat), maka esoknya adalah hari pertama bulan baru hijriah.

Untuk Ramadhan 2024, Muhammadiyah mengungkap tinggi Bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta pada 10 Maret yakni (¢ = -07° 48' LS dan l= 110° 21' BT ) = +00° 56' 28'' (hilal sudah wujud).

Pada saat matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024, bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud) kecuali di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama belum menetapkan kapan 1 Ramadhan 1445 H.

Terkait awal Ramadhan ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau masyarakat untuk tetap saling menghargai dan menghormati perbedaan.

"Karena kita sudah terbiasa dengan perbedaan itu maka kita jalani untuk menjalankan ibadah ramadhan Idulfitri dan Iduladha dalam suasana berbeda, tetapi yang paling penting adalah toleransi, saling menghargai," katanya, Sabtu (20/1).

"Dan tidak kalah pentingnya memaknai ibadah untuk membangun kesalehan diri umat Islam baik pribadi maupun kolektif dan bangsa Indonesia agar hidup kita lebih baik, lebih menjalani kehidupan-kehidupan yang lahir dari pancaran agama yang mencerahkan, mencerdaskan dan bahkan memajukan kehidupan," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER