Cara BRIN Capai Target Emisi Turun 29 Persen 2030, Siasati Batu Bara

CNN Indonesia
Jumat, 15 Mar 2024 12:12 WIB
BRIN mengungkap strategi pemerintah turunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 29 persen pada 2030, termasuk menyiasati bahan bakar batu bara.
Ilustrasi. BRIN mengungkap strategi mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap pemerintah berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 29 persen pada 2030. Bagaimana strateginya?

Komitmen pemerintah dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai kesepakatan global dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) mendapat dukungan inovasi BRIN.

Dalam dokumen E-NDC Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi emisi GRK sebanyak 29 persen pada 2030 dengan usaha sendiri, dan 41 persen dengan bantuan internasional, serta 27,3 persen di 2024 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Laksana Tri Handoko, Kepala BRIN, pencapaian Net Zero Emission (NZE) hanya dapat tercapai melalui penambahan implementasi dari sumber energi baru.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (13/3), Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN menyampaikan saat ini mereka fokus dalam upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan pengembangan teknologi.

"Jadi, kami tetap diminta fokus untuk pengembangan teknologi pembangkit listrik dengan entalphy rendah dan ini intinya untuk memanfaatkan energi yang selama ini terbuang untuk bisa dijadikan listrik," ujarnya dalam rapat.

"Dan yang kedua adalah mendukung transisi dari PLTU, batubara, supaya lebih ramah lingkungan melalui pengembangan teknologi aditif co-firing (pembakaran dua jenis bahan bakar atau lebih bersamaan) berbasis biomassa lokal," lanjut dia.

Laksana mengatakan BRIN memiliki anggaran sebesar Rp10,227 miliar yang digunakan untuk mengembangkan teknologi baru. Inovasi teknologi ini nantinya diharapkan dapat merealisasikan upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

Berikut dua inovasi teknologi BRIN yang jadi bagian strategi menurunkan emisi gas rumah kaca:

Teknologi pembangkit listrik dengan enthalpy rendah

Permasalahan pada panas buangan di industri proses maupun geothermal masih belum termanfaatkan dengan baik, sehingga hal tersebut yang menjadi latar belakang dari terciptanya inovasi Teknologi Turbin ORC.

Teknologi Turbin ORC memanfaatkan panas buangan Hydrodrive Incinerator untuk menghasilkan Fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

Sehingga, selain menghasilkan listrik juga dapat menghasilkan volume sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Teknologi aditif co-firing biomassa

Boiler atau pipa-pipa pendidih air di PLTU didesain untuk batubara. Teknik co-firing dengan biomassa, yang merupakan energi terbarukan dari tumbuhan atau hewan, dapat menimbulkan slagging and fouling (menempelnya partikel abu batu bara pada dinding pemanas) pada boiler.

Oleh karena itu, riset purwarupa aditif pellet biomassa co-firing PLTU ditujukan untuk meminimalisir fenomena ini pada boiler batubara PLTU.

Teknologi co-firing ini memanfaatkan biomassa sebagai substitusi parsial batubara untuk dibakar di boiler pembangkit listrik. Biomassa ini dapat diperoleh dari beragam bahan baku, seperti limbah hutan, perkebunan, atau pertanian.

[Gambas:Video CNN]



(rni/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER