Kronologi Puncak Musim Kemarau 2024 di RI Kata BMKG

CNN Indonesia
Jumat, 15 Mar 2024 16:36 WIB
BMKG memprediksi musim kemarau 2024 dimulai April dengan puncaknya mayoritas terjadi pada Juli dan Agustus.
Ilustrasi. BMKG menjelaskan kronologi puncak musim kemarau RI. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Puncak musim kemarau 2024 di mayoritas wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juli dan Agustus.

Dalam konferensi per daring, Jumat (15/3), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menuturkan musim kemarau mulai tiba di Indonesia pada April.

"BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2024," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monsun Australia merupakan angin dari Benua Australia yang membawa udara kering penanda musim kemarau. Alhasil, wilayah selatan Indonesia yang lebih dekat Australia akan mengalaminya lebih dulu.

Dwikorita melanjutkan musim kemarau ini akan dimulai dari wilayah NTT, NTB, dan Bali. "Lalu wilayah Jawa, kemudian mendominasi di seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei-Agustus 2024," imbuhnya.

Secara zona musim (ZOM), wilayah Indonesia yang mengalami kemarau mulai April mencapai 90 ZOM (13 persen) dari total 699 ZOM.

Di antaranya, kata dia, "sebagian Bali, NTB, NTT, pesisir utara Banten, Jakarta, dan Jabar, dan bagian pesisir Jatim."

Lalu kapan puncaknya?

Dwikorita mengungkap sebagian besar RI, yakni 317 ZOM, akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2024.

Ini termasuk wilayah Sumsel, Jatim, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua.

"Mamun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli, sebanyak 217 ZOM, 31,22 persen. Yang [puncak kemarau] Juli artinya puncak musim kemaraunya lebih awal ya," tutur Dwikorita.

Selain itu, ia mengungkap 68 ZOM (9,9 persen) lainnya mengalami puncak musim kemarau pada September.

Pada kesempatan yang sama, BMKG juga mengungkap kondisi El Nino, yang memicu rendahnya curah hujan di RI, makin melemah hingga Netral pada periode Mei, Juni, Juli.

"Kemudian setelah triwulan ketiga, yaitu Juli, Agustus, September 2024, berpotensi beralih menjadi La Nina lemah," ujar Kepala BMKG.

"Sementara itu, kondisi IOD (Indian Ocean Dipole, fenomena sejenis El Nino di Samudera Hindia) diprediksi akan tetap netral, setidaknya sampai September 2024," tandas dia.

[Gambas:Video CNN]

(dmi/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER