Google Tetap Kumpulkan Data Pengguna di Mode Incognito

CNN Indonesia
Rabu, 03 Apr 2024 15:20 WIB
Klaim fitur privat buat pengguna browser di mode incognito ternyata cuma gimmick. Google mengaku tetap menyimpan data penggunanya.
Ilustrasi. Google akui mengumpulkan data dari mode incognito. (Foto: Google)
Jakarta, CNN Indonesia --

Google setuju untuk menghapus miliaran data penjelajahan web yang dikumpulkan ketika pengguna berada dalam mode penyamaran (Incognito). Meski begitu, data-data itu diklaim tak dipakai buat personalisasi apa pun.

Penghapusan data ini merupakan bentuk penyelesaian yang dilakukan oleh Google terhadap gugatan yang diajukan pada Senin (1/4).

Gugatan bernilai US$5 miliar (sekitar Rp79,6 triliun) tersebut berisi perhitungan atas nilai data yang telah disimpan Google dan dipaksa untuk dimusnahkan serta data yang dicegah untuk dikumpulkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Google harus menangani data yang dikumpulkan dalam mode penjelajahan pribadi (Incognito) sejak bulan Desember 2023 dan sebelumnya. Data apa pun yang tidak langsung dihapus harus dihilangkan identitasnya.

Dalam usulan pengajuan penyelesaian gugatan ini, penggugat menyatakan bahwa penghapusan data yang dilakukan Google ini untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi Google sebagai pengumpul data terbesar di dunia.

"Penyelesaian ini memastikan akuntabilitas dan transparansi nyata dari pengumpul data terbesar di dunia dan menandai langkah penting menuju peningkatan dan penegakan hak privasi kami di Internet," tulis penggugat dalam usulan pengajuan penyelesaian.

Selain itu, penyelesaian yang diusulkan dalam Brown v. ini juga mewajibkan perusahaan Google untuk mengungkapkan lebih banyak informasi tentang cara pengumpulan informasi dalam mode Penyamaran (Incognito) dan membatasi pengumpulan data di masa mendatang.

Jika disetujui oleh hakim federal California, penyelesaian tersebut dapat berlaku untuk 136 juta pengguna Google.

Sebelumnya, gugatan serupa juga pernah dilayangkan oleh pemegang akun Google pada tahun 2020. Dalam klaim gugatannya, para pemegang akun menuduh perusahaan Google melacak perilaku pengguna secara ilegal melalui fitur penjelajahan pribadi (Incognito).

Tanggapan Google

Juru bicara Google José Castañeda menyatakan perusahaan akan dengan senang hati menyelesaikan gugatan ini.

"Kami dengan senang hati menghapus data teknis lama yang tidak pernah dikaitkan dengan individu dan tidak pernah digunakan untuk personalisasi dalam bentuk apa pun," kata dia dalam dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Verge, Selasa (2/4).

Soal penyelesaian yang diusulkan penggugat sebesar US$5 miliar sebagai bentuk ganti rugi, pihaknya menolak. Ia menyebut penyelesaian kasus yang dilakukan oleh Google tidak termasuk ganti rugi dalam gugatan tersebut.

Meski demikian, Google tetap menerima pengajuan tuntutan ganti rugi secara individu di pengadilan negara bagian California bagi pengguna yang merasa dirugikan dalam mode Penyamaran (Incognito).

Untuk saat ini gugatan individu tersebut sudah mencapai 50 pengajuan.

Selain penyelesaian dengan penghapusan data, Google juga menyetujui bahwa dalam lima tahun ke depan akan membiarkan pengguna memblokir cookie dari pihak ketiga secara default dalam mode Penyamaran (Incognito).

Tujuannya, kata dia, untuk mencegah Google melacak pengguna di situs web luar saat mereka sedang melakukan penjelajahan pribadi.

Mode incognito sendiri dimiliki setiap browser meski hadir dengan nama berbeda-beda. Chrome menyebutnya Incognito, sedangkan Firefox dan Safari menyebutnya Private Browsing, dan Microsoft Edge menyebutnya InPrivate.

Pada dasarnya, semua fitur tersebut melakukan hal yang sama, yakni 'melupakan' semua aktivitas saat peramban digunakan. Artinya, riwayat penjelajahan (history) pengguna tidak disimpan, dan apa pun yang Anda lakukan tidak dicatat.

Peramban hanya tidak mencatat history dan cookies, sementara aktivitas online pengguna masih dapat terekam oleh situs yang dikunjungi. Dengan kata lain, mode Incognito memberikan privasi pada perangkat pengguna, tetapi tidak pada aktivitas online.

[Gambas:Video CNN]

(rni/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER