Israel menggunakan sistem pertahanan berlapis-lapis untuk memblokir serangan drone dan rudal Iran di wilayah mereka. Sistem pertahanan Israel mencakup rudal jarak pendek Iron Dome, rudal jarak jauh Arrow-2 dan Arrow-3, dan lainnya.
Melansir Reuters, Israel telah mengasah pertahanan udaranya sejak diserang oleh rudal Scud Irak saat Perang Teluk pada 1991.
Lantas apa saja sistem pertahanan Israel?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iron Dome merupakan sistem pertahanan udara jarak pendek yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Rafael Advanced Defense Systems milik Israel.
Lihat Juga : |
Melansir situs Nuclear Threat Initiative (NTI), perusahaan tersebut merupakan kontraktor utama sistem pertahanan rudal Iron Dome, yang tujuannya untuk menghancurkan rudal balistik jarak pendek, rudal jelajah, roket, dan UAV bersenjata yang ditembakkan dari jarak 40 km hingga 70 km. Iron Dome dinyatakan beroperasi sejak 2011.
Melansir Raytheon, Iron Dome diklaim mampu mendeteksi, menilai, dan mencegat berbagai target jarak pendek seperti roket, artileri, dan mortir. Iron Dome juga mampu beroperasi secara efektif pada siang atau malam, serta dalam semua kondisi cuaca ekstrem.
Sistem pertahanan bergerak berbasis darat buatan Israel ini memiliki sensor yang dapat membedakan antara roket mengancam wilayah populasi dan roket jatuh tanpa bahaya.
Iron Dome versi angkatan laut untuk melindungi kapal dan aset berbasis laut kemudian dikerahkan pada 2017.
Sistem ini dengan cepat menentukan apakah sebuah roket akan menghantam daerah berpenduduk. Jika tidak akan menyasar daerah berpenduduk, roket akan diabaikan dan dibiarkan mendarat tanpa membahayakan.
Sistem pertahanan rudal Arrow-2 dan Arrow-3 dikembangkan oleh Israel dengan mempertimbangkan ancaman rudal Iran. Sistem pertahanan ini dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer bumi, menggunakan hulu ledak yang dapat dilepas dan bertabrakan dengan target.
Melansir CNN, Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik saat mereka menukik menuju target di lapisan atas atmosfer Arrow 2 memiliki jangkauan 56 mil dan ketinggian maksimum 32 mil.
Sementara itu, Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk mencegat rudal balistik yang masuk di luar angkasa, sebelum memasuki kembali atmosfer dalam perjalanan menuju sasaran.
Sistem pertahanan Israel lainnya adalah David's Sling yang melindungi dari ancaman jarak pendek dan menengah. David's Sling merupakan proyek gabungan Rafael Advanced Defense System Israel dengan raksasa pertahanan AS, Raytheon Technologies.
Sistem ini dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik yang ditembakkan dari jarak 100 km hingga 200 km. David's Sling juga dirancang untuk mencegat pesawat, drone, dan rudal jelajah.
Israel juga tengah mengembangkan sistem pertahanan udara berbasis laser bernama Iron Beam untuk menetralisir roket dan drone musuh dengan perkiraan biaya hanya US$2 per intersepsi.
Melansir AP, Israel mengatakan sistem ini akan membawa perubahan besar karena pengoperasiannya jauh lebih murah dibandingkan sistem yang sudah ada. Namun sistem ini saat ini belum dapat dioperasikan.
(fby/dna)