Bongkahan Stasiun Antariksa Timpa Rumah, NASA Investigasi

CNN Indonesia
Selasa, 16 Apr 2024 10:26 WIB
Bongkahan puing-puing dari stasiun antariksa jatuh ke Bumi dan merusak rumah seorang pria. NASA kini tengah menyelidiki penyebabnya.
Ilustrasi. Bongkahan puing-puing yang terlontar dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS) jatuh ke Bumi dan merusak rumah seorang pria. (Foto: nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bongkahan puing-puing yang terlontar dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS) di luar angkasa jatuh ke Bumi dan merusak rumah seorang pria di Florida, Amerika Serikat.

Cerita ini terungkap bulan lalu ketika pemilik rumah, Alejandro Otero, mengunggah bahwa sebuah benda logam "menembus atap dan masuk ke lantai dua rumahnya" dan hampir mengenai putranya. Peristiwa ini terjadi pada 8 Maret.

Melansir AFP, para pengamat antariksa saat itu memprediksi bahwa itu adalah objek dari luar angkasa. Mereka meyakini peristiwa ini terjadi pada waktu dan lokasi yang sangat cocok dengan prediksi resmi untuk pembakaran di atmosfer dari fragmen palet kargo yang membawa baterai bekas yang dibuang dari pos orbit pada tahun 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kemudian ikut turun tangan dan mengambil objek tersebut dari Otero untuk dianalisis. Berdasarkan hasil analisis, NASA mengonfirmasi objek yang menimpa rumah Otero adalah bongkahan puing-puing satelit.

"Berdasarkan pemeriksaan, NASA menetapkan puing-puing tersebut sebagai penyangga dari peralatan pendukung penerbangan NASA yang digunakan untuk memasang baterai pada palet kargo," demikian kata NASA dalam posting blog terbaru mereka.

"Benda itu terbuat dari paduan logam Inconel, beratnya 0,7 kilogram, tingginya 10 centimeter, dan berdiameter 4 centimeter."

Badan antariksa tersebut berjanji menyelidiki bagaimana puing-puing tersebut bisa bertahan setelah hancur sepenuhnya di atmosfer. Mereka juga akan memperbarui model tekniknya.

"NASA tetap berkomitmen untuk beroperasi secara bertanggung jawab di orbit rendah Bumi, dan memitigasi risiko sebanyak mungkin untuk melindungi orang-orang di Bumi ketika perangkat keras ruang angkasa harus dilepaskan," katanya.

Sebuah laporan dari outlet berita spesialis Ars Technica bulan lalu mengatakan meskipun baterai tersebut dimiliki oleh NASA, namun baterai tersebut dipasang pada struktur palet yang diluncurkan oleh badan antariksa Jepang. Hal ini berpotensi memperumit klaim pertanggungjawaban.

Sebelum kasus ini, ada sejumlah kejadian puing-puing antariksa buatan manusia menghantam bumi. Salah satunya bagian dari kapsul SpaceX Dragon yang mendarat di sebuah peternakan domba di Australia pada tahun 2022.

Kemudian, ada juga kasus jatuhnya Skylab, stasiun luar angkasa pertama Amerika Serikat yang jatuh di Australia Barat pada 1973.

[Gambas:Video CNN]



(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER